TATIYE.ID (GORONTALO) – Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) tingkat Provinsi Gorontalo tahun 2021 di Hotel Grand Q, Kota Gorontalo, Kamis (21/10/2021). Pembukaan Rakerkesda dirangkaikan dengan pencanangan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57 tingkat Provinsi Gorontalo.
Rakerkesda kali ini mengangkat tema ‘Pemanfaatan Data Dalam Pengambilan Kebijakan dan Intervensi Program Dalam Mendukung Transformasi Kesehatan’. Wagub Idris Rahim dalam sambutannya mengatakan, tema tersebut sangat strategi dalam membangun kesehatan yang mandiri dan berkeadilan.
“Data di bidang kesehatan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota berbeda-beda. Perbedaan data ini akan mengakibatkan salah dalam pengambilan keputusan dan membuat perencanaan. Sehingga itu Rakerkesda ini sangat penting untuk membangun satu data yang valid dan akurat,” kata Idris.
Lebih lanjut kata Idris, momentum Rakerkesda juga harus bisa mengevaluasi sudah sejauhmana program-program kesehatan dapat menyentuh kepentingan dan kebutuhan masyarakat, serta menguatkan kembali koordinasi dan sinergitas seluruh pihak terkait di sektor kesehatan.
Wagub berharap, Rakerkesda tersebut dapat menghasilkan terobosan dan inovasi dalam menangangi sejumlah permasalahan kesehatan seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih cukup tinggi, serta prevalensi stunting.
“Pemprov Gorontalo sudah menetapkan delapan program unggulan, salah satunya kesehatan yang prima. Mencapai kesehatan yang prima ini tidak bisa hanya dilaksanakan secara parsial oleh Pemprov Gorontalo, tetapi harus didukung oleh kabupaten/kota dan seluruh pihak terkait,” ujar Wagub.
Pelaksanaan Rakerkesda tingkat Provinsi Gorontalo mendapat apresiasi dari Pelaksana Tugas Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, Nana Mulyana, yang juga sebagai Pembina Wilayah untuk Provinsi Gorontalo. Ia mengungkapkan, Provinsi Gorontalo menjadi satu-satunya daerah yang melaksanakan Rakerkesda pada tahun 2021 ini.
“Terakhir kita melaksanakan Rakerkesda pada tahun 2019. Pada tahun 2020 tidak dilaksanakan karena saat itu COVID-19 cukup tinggi,” tandas Nana. (Adv)