TATIYE.ID (Peristiwa) – Penampakan meteor jatuh yang disaksikan oleh warga Gorontalo akhir-akhir ini merupakan fenomena alam yang disebut puncak hujan meteor Y-Normid ( Gamma Normid).
Gamma Normid adalah hujan meteor yang titik radian (titik awal kemunculan hujan meteor) terletak di konstelasi Norma, di antaranya kontelasi Scorplus dan Centaurus.
Sebenarnya, hujan meteor ini aktif sejak 25 Februari hingga 28 Maret, dan puncaknya akan terjadi pada 14 Maret 2021, pukul 23.00 WIB atau 15 Maret pukul 00.00 Wita, 01.00 WIT.
“Puncak hujan meteor terjadi ketika bumi masuk ke wilayah dengan jumlah sumber meteor (puing-puing komet atau asteroid) yang lebih tinggi,” ujar Denny Mandey, staf peneliti Observatorium Bosscha yang dilansir dari CNN Indonesia.
Intensitas hujan meteor ini sekitar 4 meteor per jam dan tidak perlu menggunakan alat bantu apapun untuk mengamati hujan meteor ini. Namun, hanya bisa dilihat dikondisi lingkungan yang bebas polusi dan cahaya.
“Apakah berbahaya? tergantung ukuran puing-puing komet atau asteroid yang masuk ke atmosfer Bumi. Kalau berukuran cukup besar dan tidak habis terbakar di atsmofer maka sisanya (meteorit) ketika jatuh di wilayah berpenghuni tentu saja berbahaya,” tandasnya.
Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa selama ini jarang sekali hujan meteor disertai peristiwa yang berbahaya.