TATIYE.ID (POHUWATO) – Terminal bayangan di di wilayah Kecamatan Marisa kini semakin meningkat. Sebelumnya tercatat ada 1 titik terminal bayangan disekitar kantor camat marisa, kini telah bertambah menjadi 3 titik.
Adapun dua titik lainnya di monumen Selamat Datang Marisa dan satunya lagi di Pos LLAJ Marisa. Hal ini membuat geram sopir angkutan yang biasa menunggu penumpang di dalam Terminal Marisa.
Mat Monoarfa, salah satu sopir mengungkapkan kekesalannya. Dirinya merasakan langsung betapa sulitnya mendapatkan penumpang di wilayah terminal Marisa. “Kebijakan pemerintah membangun Terminal Marisa sebagai tempat naik dan turunnya penumpang seakan hanya sebatas wacana saja. Karena kenyataan yang harus kita hadapi sekarang adalah penumpang lebih memilih untuk naik mobil angkutan di terminal-terminal bayangan,” ujar Mat.
Dirinya menambahkan bahwa kondisi ini terus berlangsung. Hingga saat ini terminal bayangan semakin ramai dan malah semakin bertambah menjadi tiga titik. “Kami mencari penumpang sekarang sudah sangat susah. Sehari itu bahkan kami tak bisa berangkat karena sama sekali tak dapat penumpang,” keluhnya.
Hal ini kata Mat tentunya akan mengancam kehidupan para sopir angkot yang patuh mengikuti aturan untuk menunggu penumpang di Terminal yang sebenarnya sudah disiapkan. Ia dan para sopir lainnya meminta adanya upaya tegas dari pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub). Yang selama ini dinilai tidak bisa melakukan penindakan yang tegas agar para sopir terminal bayangan bisa kembali menunggu penumpang di terminal Marisa yang telah disediakan.
“Sehingga itu kami sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah khususnya Dinas Perhubungan untuk menyeriusi ini. Kalau ini terus dibiarkan bagaimana nasib kami, bagaimana kami harus menghidupi keluarga kami. Tolonglah lakukan tindakan tegas, sudah ada aturan yang jelas,” tambah Mat.
Sementara itu, Rani (34) salah satu penumpang yang diwawancarai menjelaskan alasannya memilih terminal bayangan untuk naik mobil angkutan dikarenakan tidak ingin menunggu terlalu lama. “Kalo di sini (terminal bayangan, red) capat ba jalan oto pak, dibanding dengan di terminal Marisa. Harus menunggu lama baru oto mo barangkat. Mungkin karena di sana sunyi penumpang makanya lama. Jadi mending naik saja di sini lebe dekat, deng lebe capat barangkat,” tuturnya.
Kepala Dinas Perhubungan kabupaten Pohuwato, Yunus Mohamad, saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa pihaknya telah berulang kali melakukan himbauan dan penertiban terhadap para sopir di terminal bayangan. Akan tetapi hingga saat ini upaya tersebut sia-sia, karena para sopir rupanya tidak mengindahkannya.
Salah satu alasan para sopir terminal bayangan ini diungkapkan Yunus karena adanya kecemburuan sosial dengan keberadaan pangkalan mobil rental atau taksi gelap. Sehingga mereka pun memilih untuk menunggu penumpang di lokasi yang berdekatan dengan pangkalan taksi gelap agar tidak kehilangan penumpang.
Hal inilah yang menyebabkan lahirnya terminal-terminal bayangan. Dan ini menjadikan Dishub dilema untuk mengambil tindakan tegas. Dimana para sopir berani untuk melanggar aturan dengan menempati terminal bayangan karena taksi gelap pun tak memiliki izin.
“Saat ini pengurusan izin pangkalan taksi gelap sedang dalam proses. Secepatnya izin mereka akan segera keluar. Jika izin ini sudah selesai maka kami tak ada beban lagi untuk menindak terminal bayangan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Yunus mengakui bahwa untuk melakukan tindakan penertiban terhadap terminal bayangan ini butuh ketersediaan anggaran yang tidak sedikit. Karena harus melibatkan aparat kepolisian untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sehingga itu selain percepatan izin dari pangkalan taksi gelap, pihaknya pun berjuang agar mendapatkan alokasi anggaran yang memadai untuk melaksanakan penertiban