TATIYE.ID (GORONTALO) – Pemandangan tak biasa terjadi saat pertemuan relawan yang tergabung dalam BELA JIRAMLI (Barisan Relawan Haji Ramli) dan JAGA JIRAMLI (Jaringan Kawan Haji Ramli), Minggu (7/1) malam.
Pada silaturahmi rutin pekanan yang dilaksanakan di Posko pemenangan Haji Ramli For Walikota tersebut. Di hadapan seratusan relawan yang hadir, Haji Ramli mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas perjuangan para relawan.
Perjuangan yang dimaksud adalah perjuangan melakukan pengumpulan KTP dukungan, sebagai syarat untuk bisa mendapatkan tiket untuk mendaftarkan diri sebagai calon Walikota Gorontalo pada Pilwako tahun ini.
“Jujur saja, saya sangat terharu sekaligus bangga dan salut atas perjuangan teman-teman relawan, yang bekerja keras mengumpulkan KTP dukungan. Apalagi kita semua bergerak tidak pernah memberikan dan mengimingi masyarakat dengan uang sepeserpun. Terima kasih kawan-kawan semua. Saya tahu ini berat, tidak semua orang bisa melaksanakan pekerjaan ini,” ungkap Haji Ramli sambil membungkukkan badan tanda takzim di hadapan para relawan.
Pada silaturahmi relawan tersebut, Haji Ramli memandu sendiri sesi diskusi dan sharing dengan para relawan. Banyak hal yang dibicarakan, mulai dari teknis pengumpulan KTP, kendala-kendala di lapangan, serta saling menguatkan antar sesama relawan.
Sementara itu, Ketua BELA JIRAMLI, Salam Kariem mengatakan, perjuangan para relawan masih panjang, karena KTP dukungan yang terkumpul belum sampai 10 ribu KTP. Sementara target KTP dukungan yang harus dikumpulkan adalah sejumlah 30 ribu KTP.
“Kita semua akan terus semangat berikhtiar mengumpulkan KTP. Kita ingin bikin sejarah, dimana ternyata di Kota Gorontalo ada calon yang didukung langsung oleh rakyat, tanpa harus melakukan money politics. Ini adalah hal yang sangat membanggakan. Biarlah di luar sana, politisi lain yang mengandalkan uang untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Kita di sini, berjuang justru untuk melawan praktek kotor itu. Karena praktek kotor seperti itu, ujungnya adalah penipuan terhadap rakyat,” kata Salam yang disambut pekik takbir dari para relawan.
Meski berlangsung serius, namun pertemuan rutin pekanan para relawan, dikemas dengan santai karena diselingi dengan iringan musik akustik. (***)