
TATIYE.ID (GORONTALO) – Pernyataan Kepala Desa Hutadaa, Wowiling Habibullah disalah satu media online yang menanggapi pernyataan Wakil Bupati Gorontalo terkait perihal rencana kegiatan studi konvergensi Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo ke Kota Batam menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Wakil Bupati Gorontalo, Hendra Hemeto menyarankan studi banding ke Kota Batam untuk dibatalkan dengan berbagai pertimbangan, terlebih mengenai anggaran.
” Perjalanan ke luar negeri itu sah-sah saja, selama itu ada koridor yang mengaturnya dan membolehkan. Akan tetapi hal itu terjadi ketika ada pemaksaan ataupun anggaplah ada pemaksaan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah desa terkait kegiatan tersebut, sehingga bisa dipertimbangkan kembali,” kata Hendra.
Statemen Hendra Hemeto ini mendapatkan tanggapan dari Kepala Desa Hutadaa, Wowiling Habibullah. Ia menyebut studi banding ke Kota Batam penting dilakukan mengenai persoalan stunting.
“Pak Wabup mungkin melihat dari aspek lain, tapi saya melihat dari aspek bahwa penangan stunting sangat penting. Karena (Stunting) di Kabupaten Gorontalo tahun ini agak naik, dan tidak ada masalah kalau kita belajar dari daerah lain,” ujar Wowiling.
Menariknya, Kepala Desa Hutadaa ini bahkan rela menjual 3 ekor hewan ternaknya untuk persiapan pemberangkatan ke Batam dan melanjutkan ke luar negeri.
“Bahkan saya jual 3 ekor sapi. Saya ingin ke Malaysia dan Singapura, bahkan kalau perlu dari situ saya tidak akan balik dengan rombongan, saya akan melanjutkan pemberangkatan ke Thailand. Baru kiyapa.? sapi pribadi kok,” tegas Wowiling pada awak media saat berada di warung kopi.
Pernyataan Wowiling ini kembali ditanggapi. Kali ini, Ketua Umum Asosiasi Staf Khusus Kepala Daerah ( ASKAD) Sulut-Go, Mansir Mudeng memberikan tanggapan. Mansir menyebut Wowiling merupakan kepala desa yang hanya berkantor di Warung Kopi (Warkop) saja.
“Ini kades sepertinya saya duga tidak ada kerjaan. Mungkin kantornya di warung kopi. Bicara stunting di daerahnya Wabup tentunya lebih paham, apa etis tidak seorang kades menanggapi seperti itu terhadap pimpinan daerahnya? Saya sarankan yang bersangkutan, menghadap ke Wabup. Jika tidak, meminta bupati meninjau dan batalkan stuban ke Batam dan beberapa negara. Sebagai Ketum Askad saya meminta bupati batalkan,” ujar Mansir.
















