TATIYE.ID (GORONTALO) – Sadar akan ketatnya arena pertarungan pada Pileg 2024 khususnya untuk perebutan kursi di DPR RI, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Gorontalo tampaknya mulai mempersiapkan diri secara serius.
Tak tanggung – tanggung, PKS dikabarkan bakal menurunkan dua figur andalannya sekaligus untuk meraup suara. Keduanya adalah KH. Abdurrahman Abubakar Bahmid dan Ustadz Yasin Dilo. Ustadz Bahmid adalah senator dua periode di DPD RI, sementara Ustadz Yasin Dilo adalah Anggota DPRD Provinsi Gorontalo empat periode dari dua Dapil yang berbeda.
Informasi yang berhasil dikumpulkan oleh tim redaksi tatiye.id, dua figur tersebut bakal dicantumkan dalam daftar Calon Anggota Legislatif atau Caleg dari PKS untuk DPR RI. “Memang masih wacana, tapi upaya tersebut dianggap sebagai strategi jitu agar raihan suara bisa signifikan sehingga bisa dikonversi menjadi kursi, ” kata sumber internal DPW PKS Provinsi Gorontalo yang minta namanya tidak disebut dalam berita.
Menurunkan duet Ustadz Bahmid dan Ustadz Yasin Dilo, memang bisa dibilang upaya maksimal PKS yang realistis untuk meraih kursi di DPR RI. Hal ini mengingat keduanya memiliki basis massa yang berbeda. Ustadz Bahmid selalu memperoleh suara yang signifikan di kota Gorontalo dan Bone Bolango, sementara Ustadz Yasin Dilo memiliki basis massa di dua kabupaten yakni Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara. Sementara untuk wilayah Kabupaten Boalemo dan Pohuwato, keduanya bisa mencuri suara melalui jaringan massa partai maupun organisasi tempat keduanya berkiprah.
“Mereka berdua memiliki basis massa serta ruang aktifitas sosial kemasyarakatan yang berbeda. Itulah kekuatan mereka dan PKS akan memaksimalkan hal itu. Kiprahnya mereka berdua sudah lama dirasakan oleh masyarakat di Provinsi Gorontalo. Yah kurang lebih 20 tahun belakangan ini mereka berkiprah di masyarakat, baik ada momen politik maupun tidak. Saya tidak perlu jelaskan lagi, toh masyarakat sudah tahu kok, ” sambungnya.
Meski demikian, PKS kata sumber ini juga sadar akan resiko yang menguntit jika hanya meraih satu kursi apalagi tidak dapat kursi. “Kami sadari bahwa akan ada korban di antara mereka berdua. Kalaupun dapat kursi, paling hanya satu. Maka langkah mundurnya adalah dengan mendorong mereka ikut dalam Pilkada yang bakal dihelat setelah Pileg. Kami yakin, baik Ustadz Bahmid maupun Ustadz Yasin, keduanya sangat berpotensi ikut dalam kontestasi Pilkada, ” tutupnya. (*)