
TATIYE.ID (GORONTALO) – Kinerja Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam rangka mendatangkan Investasi, tampaknya sedang on fire. Di tengah gonjang ganjing situasi politik yang sedang tak menentu, Pemprov Gorontalo justru mampu menunjukkan prestasi. Realisasi Investasi di Provinsi Gorontalo pada triwulan III tahun 2023 mengalami peningkatan sebanyak 201 persen, dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Gorontalo, Danial Ibrahim, kepada sejumlah awak media mengatakan, realisasi investasi untuk periode triwulan III (Juli – September) tahun 2023 mencapai 1, 2 Triliun Rupiah. Capaian ini naik 201 persen jika dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun 2022 yang hanya mencapai 411 Miliar Rupiah.
Danial menambahkan, realisasi Investasi triwulan III tahun 2023 ini, terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 1,1 Triliun lebih dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 165 Miliar. Untuk PMDN kata Danial, mengalami kenaikan sebesar 548 persen, sementara PMA mengalami penurunan sebesar 55 persen.
“Adapun jika diurutkan menurut wilayah kabupaten kota, maka realisasi investasi terbesar ada di Kabupaten Gorontalo dengan nilai investasi sebesar Rp 470,8 Miliar, disusul Kabupaten Pohuwato sebesar Rp 430,6 Miliar, Kabupaten Gorontalo Utara sebesar Rp 254,1 Miliar, Kota Gorontalo sebesar Rp 36,2 Miliar, Kabupaten Bone Bolango sebesar Rp 35,8 Miliar dan Kabupaten Boalemo dengan nilai investasi sebesar Rp 13,8 Miliar,” ujar Danial saat menjelaskan kepada awak media, Senin (22/10/2023).
Khusus untuk investasi PMA di triwulan III ini kata Danial, investasi terbesar berasal dari Jepang (USD 4,9 Juta / 64,86 persen), lalu disusul Singapura (USD 2,1 Juta / 27,41 persen), Belanda (USD 246 ribu / 3,27 persen), Malaysia (USD 220 ribu / 2,92 persen) dan Jerman (USD 43 ribu / 0,57 persen).
Secara kumulatif, realisasi investasi periode Januari hingga September 2023 telah mencapai Rp 3,39 Triliun. Angka ini telah melampaui target RPD sebesar 130 persen, yakni di angka Rp 2,60 Triliun. (***)





















