TATIYE.ID (GORONTALO) – Sedikitnya ada 200 hingga 250 hektar sawah yang tersebar di Desa Bulontio Timur dan Pulohenti, Kabupaten Gorontalo Utara yang terbengkalai akibat kurangnya dukungan infrastruktur yang memadai.
Rusaknya jembatan dan akses jalan membuat petani kesulitan untuk menuju ke areal persawahan. Persoalan itu terungkap pada Reses Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Thomas Mopili yang berlangsung di Desa Bulontio Timur, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara (11/11/2021).
“Ada tiga titik jembatan dan satu plat deker yang harus diperbaiki, seperti jembatan ini. Karena ini satu-satunya akses jalan ke persawahan, mereka buatkan jembatan darurat dari batang kelapa,” ungkap Thomas.
Masalah jembatan di lokasi tersebut kata Thomas tak kunjung usai karena keterbatasan anggaran di Pemkab Gorontalo Utara. Olehnya ia berharap adanya dukungan pembangunan melalui dana APBD Provinsi Gorontalo.
“Begitu juga jembatan Kanto. Jembatan ini dibangun sejak 2005 dan kondisinya saat ini sudah lapuk. Selama ini mereka hanya melakukan tambal sulam saja. Jangan sampai jembatan ini roboh jika air meluap. Karena itu kami berharap, ini bisa dibangun melalui dana Provinsi, kalau bisa dibangun permanen,” harap Thomas.
Menanggapi hal itu, Kabid Bina Marga PUPR Provinsi Gorontalo, Meyke saat mendampingi Thomas mengungkapkan, areal persawahan yang berada di Desa Bulontio Timur dan Pulohenti sudah masuk menjadi kawasan strategis, sehingga berpotensi untuk mendapatkan intervensi dari Pemprov Gorontalo.
Meski demikian kata Meyke, untuk pembangunan jembatan permanen membutuhkan anggaran yang cukup besar dengan rentang waktu yang cukup lama.
“Kalau mau bangun baru bisa, tapi butuh anggaran yang besar dan waktu pengerjaannya juga cukup lama. Tidak cukup di perubahan APBD 2022,” sambung Meyke.