TATIYE.ID (KOTA GORONTALO) – Peringatan World Walking Day jadi momentum kata Wali Kota Gorontalo, Marten Taha bagi semua masyarakat Kota Gorontalo untuk berolahraga minimal hanya dengan jalan kaki.
Kegiatan yang dipusatkan dikawasan Kuliner Jalan Kalimadu, Kecamatan Kota Tengah, dan di delapan Kecamatan lain secara serentak, kata Marten Taha seperti yang disampaikan The Association For International Sport For All (TAFISA) diluncurkannya World Walking Day, yaitu sebagai sebuah gerakan yang mengajak semua orang berjalan kaki. Dan pelaksanaan World Walking Day diselenggarakan setiap tanggal 2 Oktober, serentak di seluruh Dunia.
“Kegiatan ini selain bertujuan untuk menggalakkan kembali budaya jalan kaki demi kesehatan, juga untuk penurunan emisi gas karbon. Mari sempatkan berjalan kaki, sayangi diri, sayangi bumi,” ujar Marten Taha, Ahad (2/10/2022)
Dari hasil penelitian Universitas Stanford pada 2017, terhadap 717.000 orang dari 111 Negara, termasuk Indonesia mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara paling malas jalan kaki dengan rata-rata hanya 3.513 langkah setiap harinya. Jumlah rata-rata jalan kaki di Indonesia tergolong lebih rendah daripada rekomendasi global World Health Organization atau WHO, yaitu setidaknya 5.000 langkah setiap hari.
“Dan itu semua tentu dipengaruhi faktor eksternal dan faktor internal yakni rendahnya pejalan kaki karena rasa malas. Menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi obesitas dikalangan orang dewasa indonesia meningkat hampir dua kali lipat dalam sepuluh tahun dari 19,1% pada tahun 2007 menjadi 35,4 % pada tahun 2018,” beber Walikota dua periode tersebut.
Rendahnya grafik pejalan kaki di Indonesia linier dengan jumlah penderita obesitas. Indonesia berada pada peringkat 17 dalam daftar penduduk obesitas. Berdasarkan data Kemenkes RI, satu dari tiga orang dewasa Indonesia mengalami obesitas, dan satu dari lima anak berusia 5 hingga 12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. (*)
