TATIYE.ID (GORUT) – Terkait pembangunan jembatan yang ada di Desa Ilangata, Dusun Lomuli, Kecamatan Anggrek mendapat dukungan penuh dari warga. Mereka berharap agar konstruksinya disesuaikan dengan kondisi yang ada, karena lokasi tersebut ketika hujan turun terdampak banjir dan ditambah lagi dengan material kayu yang ikut hanyut terbawah arus sungai saat terjadi banjir akan membuat jembatan yang dibangun saat ini tidak akan bertahan lama.
Hal tersebut disampaikan oleh Aleg Golkar, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Lukum Diko saat dimintai keterangan oleh beberapa awak media
Lukum menegaskan bahwa masyarakat sekitar tidak melarang pembangunan jembatan tersebut.
“Masyarakat ingin agar konstruksi bangunan jembatan tersebut disesuaikan dengan kondisi yang ada apalagi saat terjadi hujan yang dapat mengakibatkan banjir di lokasi tersebut yang ketinggiannya dapat mencapai 4 meter,” ungkap Lukum Diko.
Dijelaskan oleh Lukum bahwa jembatan yang sekarang ketinggiannya hanya 3 meter, sementara ketika waktu banjir, ketinggian air dapat mencapai 4 meter.
“Ini berarti jembatan yang dibangun sekarang akan terendam air,” jelasnya.
Sementara penjelasan yang disampaikan oleh masyarakat bahwa dibagian hulu dari sungai yang melintas tersebut diduga ada kegiatan ilegal loging yang mengakibatkan banyak material kayu yang ikut hanyut terbawa arus sungai ketika turun hujan.
“Warga khawatir ketika material kayu ini hanyut saat terjadi hujan atau banjir, akan menumpuk di jembatan yang tengah dibangun saat ini, sehingga akan merusak jembatan yang menjadi harapan masyarakat tersebut,” tegasnya.
Masyarakat kata Lukum berharap agar jembatan yang dibangun saat ini akan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
“Sementara dengan melihat konstruksi yang dibangun saat ini, warga masyarakat sangat yakin bahwa jembatan tersebut dalam waktu satu tahun saja akan mengalami kerusakan sehingga ini nantinya akan merugikan keuangan daerah yang membangun jembatan tersebut,” ujar Lukum.
Terhadap keluhan warga tersebut, Lukum telah berkomunikasi dengan pihak Dinas PU Kabupaten Gorut dan juga Bupati Gorut yang berjanji akan segera mengundang Dinas PU untuk membicarakan persoalan tersebut.
“Warga berharap jika memang dana tidak cukup, jembatan yang dibangun dapat saja menggunakan kayu untuk lantainya, asalkan bagian dasarnya atau kolong jembatan tidak ada penghalang, sehingga ketika terjadi banjir, air dan material yang ikut hanyut tidak tertahan akan langsung ikut arus sungai,” tandas politisi Golkar itu. (*)