TATIYE.ID (PEMKOT) – Terkendalinya harga barang kebutuhan pokok saat pandemi, menjadi kunci sukses Kota Gorontalo meraih penghargaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terbaik, kategori Indeks Harga Konsumen (IHK) Tahun 2021 di kawasan Sulawesi.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, di Hotel Aston Gorontalo, (01/10/2021)
Tentu ini menambah daftar prestasi Kota Gorontalo untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya meraih penghargaan TPID Award pada Tahun 2020. Selain Kota Gorontalo, penghargaan TPID Non IHK juga diterima Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango.
Kepala Bagian Perkonomian Kota Gorontalo, Taufik Dunggio menjelaskan, indikator penilaian TPID Kota Gorontalo, berdasarkan perhitungan inflasi dengan menggunakan indikator IHK. Yaitu menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu paket barang dan jasa, yang dapat dikonsumsi dalam kurun waktu tertentu.
” Hasil itu kita tempuh menggunakan langkah strategi 4 K. Menjaga keterjangkauan harga, memastikan ketersedian pasokan, kelancaran distribusi, dan terjalinnya komunikasi yang efektif” Jelas Taufik saat mendampingi Sekda Ismail Madjid, usai menerima penghargaan TPID Award.
Selain melakukan upaya pengendalian harga, Taufik mengatakan, Pemkot Gorontalo juga turut menjaga daya beli masyarakat dan memberikan bantuan stimulus untuk pengembangan sektor UMKM agar tetap beroperasi. Kemudian membuat inovasi Patali Shoping Point. Dimasa PSBB pandemi, terobosan yang menggunakan aplikasi berbasis WhatsApp ini, sangat membantu warga memenuhi kebutuhannya.
“Inovasi Patali Sopping Point menjadi ikon Pemkot di masa PSBB. Sistem belanja secara online ini memudahkan masyarakat memperoleh kebutuhan tanpa kontak fisik” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Gorontalo, Ismail Madjid mengatakan, daya beli masyarakat menjadi unsur penting dalam TPID Award. Faktor ini terjaga karena mendapat subsidi dari pemerintah Kota Gorontalo melalui program gratis lahir sampai mati.
“Ketika kita tarik kebelakang, ini sangat berkorelasi sebagai salah satu pendorong daya beli masyarakat,” ujar Ismail.
Lebih lanjut ismail menguraikan, program yang mengakomodir kebutuhan dasar masyarakat itu, di aktualisasikan dengan bantuan produktif guna menghemat pengeluaran masyarakat.
“Contohnya menggratiskan ijin usaha, serta bantuan alat produksi untuk pengembangan UMKM” ucapnya.
Dalam perjalanannya, program yang dicetus oleh Walikota Gorontalo Marten Taha sejak 2014, menjadi pendongkrak indikator setiap apresiasi yang digondol Pemkot Gorontalo.
Sementara itu, Walikota Gorontalo Marten Taha mengatakan, pengawasan terhadap inflasi dilakukan secara berkala dengan melibatkan pemangku kepentingan.
“Kita juga turun melakukan operasi pasar, dan menggelar pasar murah untuk mengurai terjadinya inflasi di daerah” jelasnya.
Kepala Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menyebut, mulai adanya sinyal positif tanda – tanda pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo mulai berlangsung.
“Perbaikan ekonomi Provinsi Gorontalo mengalami perbaikan hingga mencapai 3,43% secara year on year di triwulan II tahun 2021, setelah mengalami kontraksi sejak pandemi covid-19 melanda triwulan II 2020” pungkasnya. (**)