TATIYE.ID (POLITIK) – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Gorontalo yang akan digelar secara serentak pada November 2024 ini tampaknya bakal menyajikan persaingan yang cukup sengit.
Bagaimana tidak, pasalnya beberapa kandidat bakal calon Bupati Gorontalo satu per satu mulai memperlihatkan keseriusannya dalam pertarungan perebutan kursi eksekutif.
Dari sekian banyak, nama Hendra Hemeto muncul ke permukaan sebagai bakal calon terkuat menggantikan kursi yang bakal ditinggalkan oleh Nelson Pomalingo sebagai Bupati Gorontalo.
Dengan Kenderaan politiknya Golkar, tentu Hendra tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih partai berlambangkan pohon beringin itu memiliki modal besar dengan raihan sembilan kursi di DPRD Kabupaten Gorontalo pada Pileg kemarin.
Walaupun dengan capaian itu, tidak membuat Ketua DPD Golkar Kabupaten Gorontalo ini besar kepala. Hal itu dibuktikan saat Hendra mendaftarkan dirinya sebagai Cabup di partai Demokrat, Minggu (13/5/2024).
“Walaupun Golkar sudah bisa mengusung sendiri, akan tetapi itu bukanlah akhir tujuan kami. Tapi bagaimana kita bersama sama membangun daerah ini,” kata Hendra dalam konferensi pers.
Ketika Golkar dan Demokrat memutuskan berkoalisi tentu pasangan Hendra Hemeto – Arifin Djakani dinilai tepat. Akankah keduanya bakal Cinta Lokasi (Cinlok) di Pilkada Kabgor mendatang?
“Mekanisme di partai Golkar mengacu di survei. Saya sama pak Arifin ini sudah lama kenal sejak 2014. Bahkan saya pernah mengajak beliau untuk bersama sama berpasangan, namun sayangnya waktu pak Arifin belum siap. Semoga hari ini mudah-mudahan pertanda baik,” tandas Hendra.
Jika merujuk pada Koalisi Indonesia Maju (Kim) pada Pemilu 2024, maka bukan tidak mungkin Golkar – Demokrat akan bersatu di Pilkada Kabgor mendatang. Tidak hanya Demokrat, Gerindra, PAN, tentu akan merapat jika Koalisi Indonesia Maju terwujud sampai ke daerah.
Sementara itu, Arifin mengaku telah mendapatkan perintah dari DPP Demokrat untuk bertarung dalam Pilkada kali ini.
“Benar saya sudah dapat perintah itu, untuk berpasangan atau dipasangkan dengan siapa saja saya kita setiap partai punya mekanisme yang berbeda dan semua ini DPP yang memutuskan,” ungkap Arifin.