TATIYE.ID (BOALEMO) – Dalam catatan sejarah dunia, pemuda selalu menjadi agent of change atau agen perubahan. Banyak tatanan kehidupan baru, diawali oleh gerakan anak muda yang visioner untuk melakukan hal positif untuk kemajuan sebuah bangsa.
Di Pilkada serentak tahun ini, beberapa anak muda Gorontalo, sudah berani maju bertarung di perhelatan politik lima tahunan di Bumi Serambi Madinah Gorontalo.
Sebut saja, pasangan RAMAH atau Haji Ramli Anwar – Ana Abdul Hamid, yang disebut sebagai representasi anak muda yang berani maju bertarung di Pilwako Kota Gorontalo.
Di Boalemo, anak muda setempat sepertinya menaruh harapan besar pada sosok Rivendy Pepen Luawo. Seakan sedang menapaki jalan yang ditempuh oleh Gibran Rakabuming Raka, Om Pepen sapaan akrab Rivendy, memilih berpasangan dengan figur senior, Burhanuddin Pulubuhu.
Om Pepen, meski bukan figur yang dianugerahi privilege atau keistimewaan seperti Gibran yang notabene adalah putra seorang presiden, namun di hati masyarakat Boalemo, sosok mantan jurnalis Gorontalo Post ini merupakan figur spesial sekaligus inspiratif.
Spesial karena dia berani menerobos hegemoni para politisi di setiap ajang politik. Butuh keberanian extra untuk masuk ke pertarungan yang bagi banyak orang sebagai sebuah arena yang keras karena penuh intrik dan kejutan. Di sisi inilah, Rivendy pantas disebut spesial karena faktor keberanian tersebut.
Nah yang membedakan sosok Rivendy dengan figur lain yang turun di Pilkada kali ini adalah perjalanan hidupnya yang inspiratif, atau sederhananya figur Rivendy layak menjadi role model anak muda sekarang.
Betapa tidak, secara pendidikan, Rivendy bukan anak muda kaleng-kaleng. Lahir di Limboto dan menyelesaikan pendidikan dasar di Limboto,, dirinya pindah ke Makassar untuk menjalani pendidikan menengah di Kota Anging Mamiri tersebut. Dari Makassar, Rivendy menyeberang ke Pulau Jawa, tepatnya di kota Pelajar Jogjakarta untuk menyelesaikan kuliahnya.
Selesai kuliah, setelah berkiprah di berbagai bidang, Rivendy menetapkan hati berkarir sebagai jurnalis di Gorontalo Post di awal berdirinya Provinsi Gorontalo. Berbagai jenis liputan dijalaninya secara profesional. Bahkan Rivendy pernah menjadi reporter yang khusus mengawal perjalanan pemerintahan Provinsi Gorontalo, di era Kepemimpinan Gubernur Fadel Muhammad dan Gusnar Ismail.
Setelah era Fadel berlalu, Rivendy dipindahtugaskan ke Boalemo untuk membantu Bupati Iwan Bokings dalam hal penyebarluasan informasi ke publik. Tak hanya jadi wartawan, Rivendy pun dipercaya menjadi juru bicara bupati Iwan Bokings. Hal yang sama terjadi saat Boalemo dipimpin oleh Rum Pagau.
Di Baolemo ini pulalah, Rivendy menemukan tambatan hatinya, hingga akhirnya menetap permanen di Tilamuta hampir 20 tahun terakhir.
Meski punya karir yang cemerlang, Rivendy tak lepas dari problematika anak muda yang sering terjerumus dalam pergaulan yang kebablasan, sampai akhirnya membuatnya harus menjalani hukuman atas perbuatannya di dunia hitam tersebut.
Saat menjalani hukuman, Rivendy memilih untuk berhijrah total agar tak lagi terjerumus. Tak ayal, setelah selesai menjalani masa hukumannya, Rivendy langsung terjun aktif di dunia dakwah. Berbagai aktifitas keagamaan di berbagai golongan dan komunitas, dijalaninya dengan sepenuh hati. Mulai dari Jamaah Tabligh serta aktifitas kebaikan berbasis masjid.
Rivendy dalam lima tahun terakhir, lebih banyak berkiprah di komunitas PPA atau Pola Pertolongan Allah, hingga akhirnya dipercaya sebagai pembina PPA Learning Center Kabupaten Boalemo. Di Komunitas pembelajaran keislaman ini, Rivendy berhasil membawa PPA hingga memiliki alumni lebih dari tiga ribu orang se Kabupaten Boalemo.
Kini, sosok inspiratif itu memberanikan diri maju bertarung di Pilkada Boalemo. Masyarakat setempat tampaknya menyambut hadirnya sosok anak muda spesial dan inspiratif ini, untuk membawa Kabupaten Boalemo menjadi daerah yang maju dan bermartabat untuk semua.(Uwly)