TATIYE.ID (GORUT) – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kabupaten Gorontalo Utara, Hamzah Sidik Djibran mengatakan bahwa, jika tidak ingin di kritik, lebih baik jangan jadi pejabat. Pasalnya pejabat publik itu harus siap dikritik, toh jika kritikan itu adalah sebuah pemikiran yang konstruktif dan membangun, saya sendiri membuka ruang seluas-luasnya kepada setiap masyarakat yang ingin mengkritik tugas saya sebagai pimpinan DPRD.
“Disini saya membuka diri untuk dikritik. Dan tentu itu bisa kita lihat dari beberapa postingan saya, meminta (saya) agar dapat dikritik, akan tetapi disisi lain kritikan yang masuk kepada saya, itu tidak ada kritikan mengenai kinerja saya, malah justru hanya menyerang sesuatu yang sifatnya personal dengan menyindir ataupun mencari kesalahan orang orang terdekat saya,”kata Hamzah
Jika ingin mengkritik saya, silakan kritik mengenai tugas saya selaku pimpinan DPRD. Selama ini kan saya tidak menekan nekan kepala dinas, ataupun meminta proyek sama pemda.
“Nah disini Apa ada orang yang saya rugikan dengan jabatan saya? Apa ada saya berpilaku semenah menah mengusir orang ketika rapat? ataupun menahan hak-hak dan juga tunjangan perjalanan Dinas (perdis) orang? pinjam-pinjam uang ke orang lalu tidak membayar? Apa saya disini juga pernah menjanjikan proyek ke kontraktor?, nah jika memang ada, silakan tolong disampaikan secara terbuka dengan kritikan yang objektif, melainkan bukan menyerang personal apalagi sampai melakukan penuduhan tanpa mempunyai barang bukti,”tegas Hamzah
Benar, saya adalah orang yang memang selalu mengkritik pemerintaha Gorontalo Utara. Tetapi demikian, kritikan saya itu terkait dengan kinerja dari pimpinan daerah (Bupati, Wakil Bupati,dan Sekda).
“Memang diketahui bahwa saya sering melakukan kritikan kepada Pemda Gorut, termasuk Ridwan Yasin yang lebih sering hadir pada kegiatan seremonial, daripada fokus dan juga konsentrasi dalam menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai Ketua TAPD dalam penyusunan KUA-PPAS dan APBD,”jelas Hamzah
Saya tegaskan bahwa memang, dimana semua kritikan ini benar-benar berdasarkan fakta, melainkan bukan karna hanya mencari-cari kesalahan. (*)