TATIYE.ID – Dalam konsepsi Indonesia sebagai negara agraris, peran Gorontalo sebagai lumbung pangan nasional di tahun 2051 tidak hanya sebuah ambisi, melainkan cerminan dari korelasi mendalam antara potensi pertanian Indonesia dan kontribusi nyata yang dapat diberikan oleh Gorontalo.
Gorontalo akan menyambut kehadiran dua lokomotif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pelabuhan Internasional Anggrek dan Kawasan Industri Anggrek. Keberadaan Kawasan Industri Anggrek dipandang sebagai sebuah peluang besar bagi Gorontalo untuk berkembang sebagai kota agropolitan yang berfungsi sebagai pusat lumbung pangan dan penopang ekonomi di wilayah Indonesia Timur.
Visi 2051, yang merinci cita-cita menjadikan Gorontalo sebagai kota agropolitan, memegang peranan penting dalam menuntun perubahan menuju masa depan yang berkelanjutan. Gagasan ini, yang dicanangkan oleh Rachmat Gobel, Chairman & Shareholder Gobel Group pada tahun 2021, tidak hanya sekadar sebagai sebuah wacana, melainkan sebagai dorongan untuk perubahan kolektif yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat Gorontalo.
Sebagai wilayah dengan potensi agrikultur yang luar biasa, Gorontalo memiliki daya dukung yang mampu mengatasi berbagai permasalahan sosial dan ekonomi. Pertanian yang berkelanjutan bukan hanya menjaga lingkungan, tetapi juga membuka peluang besar untuk kesejahteraan ekonomi. Pemberdayaan petani lokal, peningkatan produktivitas, dan diversifikasi hasil pertanian menjadi langkah-langkah krusial dalam mewujudkan mimpi besar ini.
Potensi yang dilihat bahwa hasil panen seperti produksi padi di gorontalo sudah mencapai 249,71 ribu ton, serta panen jagung dan singkong yang mencapai 7,45 ton per hektar mengalami peningkatan. Melihat hal tersebut peningkatan produktivitas petani untuk mengolah hasil pertaniannya pun terlihat ke pasar global.
Keberhasilan ini diukir dengan kehadiran produk coklat Gorontalo di Jepang, yang dikenal dengan merek Otanaha dan dengan bangga memuat nama Gorontalo. Coklat Otanaha telah menarik perhatian pasar Jepang dan menjadi ambasador cita rasa lokal. Tidak hanya itu, pada akhir tahun lalu, Gorontalo juga berhasil memperkenalkan produk unggulannya di Prancis, meraih sukses yang luar biasa di pasar Eropa.
Menilik wacana Gorontalo sebagai lumbung pangan mencerminkan kearifan lokal. Praktik-praktik pertanian yang terjaga nilai-nilai tradisional seiring dengan perkembangan teknologi menunjukkan bahwa kemajuan tidak harus mengorbankan akar budaya. Ini adalah harmoni antara masa lalu dan masa depan. Inovasi dan teknologi mampu menjadi pendukung, bukan pengganti, untuk melestarikan warisan ini.
Tradisi “Taluwola to hulipo’, yaitu kebiasaan di masyarakat molamahu untuk menyimpan sebagian hasil panennya untuk cadangan stok pangan pada musim berikutnya. Secara adat masyarakat tidak diperbolehkan menjual semua hasil panennya, akan tetapi harus ada yang disimpan.
Namun, penting untuk menjembatani kesenjangan antara masa lalu dan masa depan, terutama dalam membangkitkan optimisme generasi muda. Menjadi petani bukan hanya soal cangkul dan lumpur, tetapi pintu gerbang menuju dunia inovasi pertanian modern. Teknologi terkini, seperti IoT (Internet of Things) dan pertanian berbasis data, membuka peluang baru dan membantu petani meningkatkan efisiensi produksi.
Menjadi petani di era ini bukan hanya sebuah pekerjaan, melainkan peluang menjadi orang kaya raya dengan menghasilkan komoditas yang dibutuhkan oleh masyarakat global.
Pertanian harus dianggap sebagai karier menjanjikan yang tidak hanya menyediakan kebutuhan pangan lokal, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi global.
Generasi muda perlu diyakinkan bahwa pertanian adalah investasi masa depan yang menjanjikan. Dengan semangat inovasi, pendidikan pertanian yang berkualitas, dan dukungan infrastruktur, mereka dapat membawa perubahan positif dalam mencapai impian Gorontalo sebagai lumbung pangan nasional pada tahun 2051.
Dalam kekuatan pertanian, terkandung peluang besar untuk membimbing Gorontalo menuju masa depan yang gemilang. Mari kita menyongsong masa depan dengan penuh optimisme, membuka pintu impian Gorontalo sebagai aktor utama dalam ketahanan pangan nasional.
Dukungan bersama dan semangat, baik dari para petani hingga generasi muda, akan menjadi kekuatan utama yang mendorong kesuksesan ini. Bersama, kita ciptakan landasan kokoh bagi pertumbuhan dan kemakmuran Gorontalo yang berkelanjutan.
Penulis: Dadan Darmawan, General Manager PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT)