TATIYE.ID (KABGOR) – Setelah berlangsung lama, kini drama APBD-P 2022 telah sampai pada akhir ceritanya.
Diketahui sebelumnya, kisruh APBD-P terjadi pada tanggal 26 September 2022 lalu. Dimana pada saat itu kericuhan terjadi yang menyebabkan 3 dari 7 fraksi memilih walk out dari ruang sidang rapat paripurna. Termasuk dua pimpinan DPRD Kabupaten Gorontalo, Irwan Dai, dan Roman Nasaru.
Alhasil, rapat pembahasan dan penetapan APBD-P 2022 pun mengalami hambatan. Belum lagi, 3 fraksi ditambah dua pimpinan DPRD yang memilih walk out dari sidang paripurna melayangkan mosi tidak percaya kepada ketua DPRD, Syam T. Ase.
Tentu hal itu menarik perhatian awak media. Pemberitaan dimana mana baik online, koran, televisi dan radio. Berita itu menjadi konsumsi hangat di masyarakat. Tak ada waktu yang tidak membicarakan masalah tersebut.
Tak sampai disitu, kisruh APBD-P di Kabupaten Gorontalo juga menarik perhatian dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia. Anggota DPRD yang terbagi dalam kubu F16 dan F19 itu dimintai keterangan satu per satu termasuk Bupati Gorontalo. Ya hasilnya pun tak menemui titik terang. Justru sebaliknya, kisruh antara dua kubu itu malah lebih memanas. Terlebih perseturuan antara Syam T. Ase dan dua pimpinan DPRD, Irwan Dai dan Roman Nasaru.
Buntut dari hal itu, akhirnya APBD-P 2022 di Kabupaten Gorontalo tidak disetujui oleh Penjabat Gubernur Gorontalo dan kembali ke induk.
Seiring berjalanya waktu, kini drama itu pun tampaknya telah memasuki episode terkahir.
Pada Senin (14/11/2022) rapat paripurna DPRD pembicaraan tingkat l pembahasan 4 ranpeda usul prakarsa terlihat tiga pimpinan DPRD Kabgor kembali akur.
“Damai itu indah, kemudian dengan bersama apapun kesulitan bisa kita atasi. Sehingga kebersamaan ini perlu dijaga,” ucap Nelson saat diwawancarai usai berfoto bersama tiga pimpinan DPRD.
Sebelumya, keakraban diantara tiga pimpinan DPRD Kabgor sudah terlihat sejak minggu kemarin pada saat rapat lanjutan pembahasan APBD 2023.