TATIYE CHANNEL (GORUT) – Selama ini orientasi atau pemikiran sebagian besar orang berbicara terhadap perempuan selalu hanya dilihat dari sisi fisiknya. Seperti dipukul dan kekerasan fisik lainnya.
Kaitan dengan itu, Bupati Gorontalo Utara (Gorut) Dr. Hi. Indra Yasin, SH, MH berpandangan bahwasanya kekerasan tidak hanya berbicara persoalan fisik semata. Hal ini disampaikan Bupati Indra Yasin pada acara Training of Trainer (ToT) Pengarustamaan Gender tingkat Kabupaten Gorut yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gorut, Selasa (18/6) kemarin yang dilanjutkan dengan kegiatan Penutupan pada Rabu (19/6).
“Ya, sebetulnya saya berpandangan, kekerasan tidak hanya berbicara persoalan fisik semata, tapi juga kekerasan terhadap psikis. Dimana, menyakiti hati seorang perempuan, termasuk kekerasan didalam rumah tangga. Dan ini harus kita hindari, karena sakitnya fisik, tak sebanding sakitnya psikis. Fisik barangkali dia babak belur atau luka dan sebagainya. Kita bawa ke dokter, mungkin dua tiga hari sudah sehat kembali, tapi kalau dia sakit hati, bukan hanya satu bulan, tahun-tahun pun masih terpendam,” jelasnya.
Nah, hal ini menurut Bupati Indra Yasin yang kedepan perlu dibuatkan undang-undang, bahwa kekerasan itu tidak hanya fisik, tapi juga terhadap psikologi perempuan. Demikian juga kekerasan terhadap anak. Dikatakan Indra Yasin terkait kekerasan terhadap anak, tentu dibutuhkan keteladanan orang tua untuk dapat menghindarinya, karena keluarga merupakan pendidikan pertama sebelum seorang anak ke jenjang pendidikan formal dan berbaur dimasyarakat.
Oleh sebab itu, kata Bupati, peran orang tua terhadap anak sangat dibutuhkan dalam memainkan peran yang sangat penting didalam pembentukan watak dan karakter anak. “Ketika dalam rumah tangga, misalnya setiap harinya berselisih, maka itu akan tersimpan didalam otak anak bahwa nanti diwaktu mendatang ketika dia berbuat yang sama, maka dia menganggap hal yang sama. Oleh sebab itu tidak boleh, kita harus hindari hal yang demikian, termasuk misalnya membentak anak, maka itu bisa membuatnya merasa terpojok. Kalau dia anggap itu hal yang biasa, padahal itu tidak wajar untuk anak,” paparnya.
Oleh sebab itu, Indra mengajak setiap orang tua, ketika berselisih, maka hindarkan anak untuk ikut menyaksikan. Maka, ketika berselisih cari tempat yang jauh dar jangkauani anak, artinya tidak bisa didengar oleh anak. “Karena, daya instingnya, daya tirunya luar biasa bagi seorang anak, sebab itu kita hindari polemik didepan anak-anak. Saya kira itu ya,” tandasnya. Diakhir kegiatan Penutupan, Bupati Indra Yasin menyerahkan Sertifikat Kepada perwakilan Peserta kegiatan ToT PUG.
Laporan Ayis Abdullah TC Biro Gorut