Isu poros tengah di Pilkada Pohuwato yang memasangkan Nasir Giasi-Suharsi Igirisa mulai santer dibicarakan dikalangan pengamat politik. Pasalnya, moment pendaftaran bakal pasangan calon sudah dekat, namun belum ada kejelasan apakah Kader Partai Golkar masih terpilih menjadi pasangan Saipul A. Mbuinga atau tidak.
Menurut salah satu politisi yang juga pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Pohuwato tiga periode dari Partai Golkar, Masrin Kone mengatakan, dengan menyeruaknya isu poros tengah seakan membuktikan bahwa hal ini masih ada kaitannya dengan pernyataan sikap Golkar keluar Koalisi pasca Pemilu 2024 yang berlangsung pada bulan Februari.
“Masih ingat saat itu Golkar keluar Koalisi?, baru berapa hari setelah Pileg. Saya curiga Ini masih ada kaitannya dengan Pileg, dimana mereka menciptakan kondisi seakan-akan Ibu Suharsi tidak mendukung Golkar karena anaknya di Gerindra, padahal ini cipta kondisi yang sengaja mereka bangun, untuk menyatukan poros tengah,” kata Masrin
Bahkan ia menduga, jika Golkar tak kunjung mengusung Calon pada Pilkada kali ini, maka ia mengkhawatirkan posisi Nasir dari Ketua DPD II Golkar akan digulingkan karena dinilai tidak mampu membawa Golkar pada puncak kejayaan.
“Kalau tidak mengusung calon, saya khawatir Nasir akan digulingkan dari posisi Ketua DPD II, karena desakan poros tengah ini semakin kencang, ” jelas Masrin
Sementara itu, posisi Suharsi Igirisa jika tidak lagi mencalonkan atau dicalonkan pada Pilkada kali ini, Suharsi Igirisa akan kehilangan momen selama kurang lebih lima tahun, dan menurutnya ini akan membuat karir dari Srikandi asal Popayato itu meredup.
“Sementara kalau posisi Ibu Suharsi saat ini dilema, tidak maju, akan kehilangan momen di lima tahun kedepan, kalau maju tidak memiliki partai, karena yang bisa mengklaim Partai Golkar hanya Nasir Giasi karena di DPD II, ” terangnya
Masrin Kone juga menggambarkan kekuatan tiga tokoh yang digadang-gadang akan mendampingi Saipul di Pilkada Pohuwato, Nasir Giasi memiliki 7 kursi di DPRD berdasarkan hasil Pileg 2024, Iwan Adam memiliki 3 kursi, sementara Suharsi bermodalkan elektabilitas yang telah berhasil mengantarkan dirinya di DPRD baik provinsi, kabupaten hingga wakil bupati saat ini.
“Mari kita bedah, Nasir Giasi ada 7 kursi di DPRD, Iwan ada 3 kursi. Nah yang agak menarik ini ibu Suharsi, dia punya elektabilitas yang mumpuni tapi tidak ada partai, karena yang bisa mengklaim Golkar hanya Nasir selaku Ketua DPD II, meskipun ibu Suharsi kader Golkar. ” tandas Masrin