
TATIYE.ID (KABGOR) — Penolakan terhadap rencana aksi yang digagas Aliansi Pemuda, Rakyat Prima Menggugat (ASPARAGA) datang dari sejumlah tokoh masyarakat Desa Prima yang menyatakan sikap tegas bahwa gerakan untuk mencopot Kepala Desa Prima dinilai tidak mewakili aspirasi mayoritas warga.
Menurut mereka, informasi yang menyebut bahwa aksi akan diikuti oleh 200 massa sangat tidak sesuai fakta. Mereka menilai klaim tersebut hanya upaya membesar-besarkan isu demi menciptakan kegaduhan di masyarakat.
“Sebagai tokoh masyarakat, kami sangat prihatin dengan adanya rencana demo yang ingin mencopot kepala desa. Kami tegaskan bahwa gerakan itu tidak mewakili warga Desa Prima,” ujar AH saat dimintai tanggapan, Jumat (5/12/2025).
Ia menambahkan bahwa aksi yang digembar-gemborkan akan diikuti ratusan orang ternyata jauh dari kenyataan.
“Faktanya, yang hadir hanya sekitar 15 orang. Itupun sebagian besar bukan warga yang benar-benar memahami kondisi Desa Prima. Mereka tidak tahu seluk-beluk desa dan hanya ikut-ikutan,” tegasnya
Para tokoh masyarakat menilai bahwa Kepala Desa Prima hingga kini masih mendapatkan dukungan luas dari warga, terutama terkait berbagai program pembangunan dan pelayanan publik yang dianggap berjalan dengan baik.
“Kami melihat kepala desa sudah bekerja sesuai kapasitasnya. Kalau ada kritik, mari disampaikan dengan bijak, bukan melalui aksi yang memecah-belah masyarakat,” ucapnya.
Mereka juga mengimbau agar seluruh pihak menjaga ketenangan dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat menciptakan konflik horizontal di desa.
Kedua tokoh masyarakat tersebut berharap jika memang ada persoalan, penyelesaiannya dilakukan melalui mekanisme musyawarah desa, bukan melalui gerakan yang berpotensi menimbulkan ketegangan.
“Kami ingin Desa Prima tetap kondusif. Mari duduk bersama, bukan saling menjatuhkan,” tutup.



















