
TATIYE.ID (POLITIK) – Kehadiran perempuan dalam kepemimpinan politik bukan lagi sekadar wacana, tetapi telah menjadi realitas yang menunjukkan bahwa kapasitas, pengaruh, dan ketegasan perempuan mampu menembus struktur politik yang selama ini didominasi oleh laki-laki.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Partai Golkar di tingkat Provinsi Gorontalo dipimpin oleh seorang perempuan, Idah Syahidah. Momen ini bukan hanya simbol kemenangan politik, tetapi juga representasi dari kekuatan perempuan yang mampu mengelola organisasi besar, menggerakkan struktur partai, serta merangkul berbagai kekuatan internal.
Kepemimpinan Idah menjadi bukti bahwa perempuan memiliki kapasitas strategi, jaringan, dan ketegasan dalam merespons dinamika politik, sama kuatnya. Bahkan dalam beberapa aspek lebih adaptif dibandingkan para pemimpin laki-laki.
Momentum sejarah ini kemudian memunculkan pertanyaan besar akanakah Kabupaten Gorontalo akan mengikuti jejak ini?
Tidak lama lagi, Kabupaten Gorontalo akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) untuk memilih Ketua DPD Golkar. Di tengah persaingan figur laki-laki yang selama ini mendominasi, muncul satu-satunya calon perempuan yang siap bertarung, Wilvon Malahika.
Wilvon bukan sekadar hadir sebagai pelengkap. Pada 27 November 2025, ia telah mendaftarkan diri secara resmi sebagai bakal calon Ketua DPD Golkar Kabupaten Gorontalo dengan menyerahkan dokumen pendaftaran kepada panitia. Keberaniannya tampil di gelanggang politik yang keras menjadi bukti bahwa perempuan hari ini telah memiliki ruang dan daya juang yang sama kuatnya dalam kompetisi kepemimpinan partai.
Kehadiran Wilvon membawa perspektif baru bagi politik Golkar di daerah. Sebuah harapan bahwa regenerasi kepemimpinan tidak hanya berhenti pada rotasi tokoh lama, tetapi juga memberi ruang terhadap cara pandang baru, kepemimpinan inklusif, dan penguatan partisipasi perempuan di tingkat daerah.
Kepemimpinan perempuan dalam politik kerap dinilai memiliki keunggulan dalam hal empati, komunikasi, ketelitian, dan kemampuan membangun konsensus. Karakteristik inilah yang menjadi modal penting dalam mengelola dinamika internal partai yang sering kali kompleks. Dengan contoh yang sudah ditunjukkan Idah Syahidah di tingkat provinsi, peluang bahwa perempuan mampu mengelola Golkar Kabupaten Gorontalo semakin terbuka lebar.
Untuk itu, Ratna Rauf melihat komposisi para calon dirinya mendukung Wilvon sebagai calon ketua DPD Golkar Kabupaten Gorontalo.
“Dari semua calon yang hanya ada satu perempuan yaitu ibu Wilvon. Tentu saya perempuan dan harus mendukung perempuan,” katanya.
Kini, semua mata tertuju pada Musda Golkar Kabupaten Gorontalo. Apakah sejarah baru akan kembali tercipta? Apakah suara perempuan akan kembali menguat di tubuh Partai Golkar hingga ke tingkat kabupaten?


















