
TATIYE.ID (GORONTALO) – Polemik video viral Wahyudin Moridu yang memicu gelombang desakan mundur bahkan pemecatan, kini menuai banyak kritikan. Salah satunya terkait pernyataan Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Gorontalo pada conference pers yang dianggap oleh sebagian masyarakat tidak sesuai dengan klarifikasi oknum Aleg tersebut.
Menurut Eks Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo Utara (HPMI-GU), Adrian Pianus, hasil conference pers yang disampaikan oleh BK tersebut patut di pertanyakan. Pasalnya ini justru akan menimbulkan polemik baru di kalangan publik.
“Pernyataan ini saya rasa tidak selaras dengan apa yang disampaikan oleh WM sebelumnya. Masa ia WM awalnya telah mengakui video tersebut, namun saat konferensi pers sudah jauh berbeda dengan apa yang disampaikan BK,” kata Adrian.
Selain itu dirinya juga menduga pernyataan BK yang terkesan membela ini menjadi pertanda masuk angin.
“Jangan sampai akan muncul persepsi lain di kalangan publik, bahwa BK diduga telah masuk angin terkait penanganan kasus ini,” ucapnya.
Diketahui, sebelumnya WM telah mengakui video viral berdurasi 1 menit lebih yang memperlihatkan dirinya itu. Bahkan iapun mengaku siap menerima konsekuensi terkait perbuatannya ini.
Namun saat conference pers yang dilakulan, dimana ketua BK, Fikram Salilama menyebut bahwa sesuai hasil pemeriksaan yang mereka lakukan, WM mengaku sedang dalam keadan mabuk dan tidak sadarkan diri saat direkam.
“Yang bersangkutan menyampaikan bahwa sejak malam sebelumnya hingga pagi menuju bandara dalam keadaan mabuk karena minuman keras. Sehingga ia tidak mengetahui sedang direkam maupun mengucapkan kalimat dalam video tersebut,” jelas Fikram saat conference pers, Jumat (19/9/2025) malam.
Fikram menegaskan, keterangan itu disampaikan ke publik karena WM sendiri menyetujui agar hasil klarifikasi dibuka.(*)














