
TATIYE.ID (GORONTALO) – Aksi Aliansi Merah Maron di Bundaran Saronde, Kota Gorontalo, Senin (1/9/2025), diwarnai momen menarik ketika seorang ibu rumah tangga turut menyuarakan aspirasinya di hadapan pejabat daerah.
Sandra Durahim (52), warga Kelurahan Libuo, Kecamatan Dungingi, Kabupaten Gorontalo, yang sehari-hari berdagang kecil, maju ke depan barisan massa setelah dipersilakan oleh Presiden BEM UNG, Surya Reska.
Surya membuka kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan suara mereka setelah para pejabat memberikan pernyataan di hadapan massa.
Dengan suara lantang, Sandra menyoroti sulitnya memperoleh gas elpiji 3 kilogram yang menurutnya kerap menimbulkan persoalan di lingkungannya.
Ia menyebut, meski di sekitar tempat tinggalnya terdapat sekitar 10 pangkalan gas, hanya satu yang bisa memberikan kuota kepadanya, itu pun harus dengan usaha ekstra.
“Gas ini yang paling berat. Semua bisa ribut hanya karena gas, mau saudara, tetangga, sampai keluarga jadi ribut. Di tempat saya, ada 10 pangkalan tapi hanya satu yang bisa kasih ke saya. Itu pun harus bakalae dulu,” ungkap Sandra, yang disambut sorakan dan tepuk tangan peserta aksi.
Ia menambahkan, untuk mendapatkan elpiji, dirinya kerap harus mencari hingga ke Kelurahan Moodu, Telaga, bahkan Limboto.
Selain soal gas, Sandra juga menyinggung panjangnya antrean bahan bakar di SPBU serta bantuan UMKM yang dinilainya belum merata.
“Jujur saya penerima bantuan UMKM, terakhir bulan Maret. Sejak itu sudah tidak ada lagi. Kami pedagang kecil ini butuh kepastian,” tambahnya.
Pernyataan Sandra mendapat tanggapan langsung dari Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie, yang hadir bersama Gubernur dan Ketua DPRD Provinsi dan Kapolda Gorontalo.

Menurut Idah, distribusi tabung gas 3 kilogram memang sering terkendala karena tidak sedikit rumah tangga yang secara ekonomi sudah mapan masih menggunakan elpiji bersubsidi.
“Ini akan kami evaluasi kembali. Pak Gubernur juga sudah menyampaikan soal penambahan kuota gas, bahkan koperasi merah putih yang dibentuk di kelurahan dan desa juga diarahkan untuk menyiapkan tabung gas. Memang masih dalam proses, dan insyaallah mulai efektif bulan Oktober,” jelas Idah.
Terkait antrean bahan bakar, ia menegaskan pemerintah provinsi telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menambah kuota bensin di Gorontalo.
Sementara untuk program UMKM, Idah menyampaikan bahwa tahun ini pemerintah menyiapkan bantuan bagi pelaku usaha dengan anggaran Rp6,5 miliar.
Di Kota Gorontalo, tahap pertama telah disalurkan kepada 500 penerima, sedangkan tahap kedua sedang berjalan.
“Kalau ibu Sandra sudah didata, kemungkinan ada di tahap berikutnya. Karena memang belum bisa mengakomodir semua. Tapi insyaallah akan dapat,” kata Idah.
Di akhir tanggapannya, Idah berharap masyarakat, khususnya pelaku UMKM, dapat terus mendukung program pemerintah yang menurutnya masih dalam keterbatasan anggaran.
“Mohon doa restu agar kami bisa bekerja lebih baik untuk masyarakat Gorontalo, khususnya ibu-ibu pengusaha kecil,” tutupnya.


















