
TATIYE.ID – Transformasi paspor Indonesia menjadi pusat perhatian dalam gelaran Humas Connect “Cerita, Citra, Creativity” di Ballroom Fox Hotel Gorontalo, Kamis (21/8/2025).
Kantor Wilayah Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Gorontalo memamerkan evolusi paspor Indonesia dari masa ke masa, sekaligus mengenalkan paspor elektronik yang akan menjadi standar internasional.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wilayah Gorontalo, Agung Sampurno menegaskan bahwa tahun 2025 ini menjadi penerbitan terakhir paspor non-elektronik.
Sesuai arahan International Civil Aviation Organization (ICAO), mulai 2030 hanya paspor elektronik yang berlaku.
“Paspor bukan sekadar lembaran kertas. Di dalamnya ada teknologi, fitur pengaman dan standar keamanan global. Karena itu transformasi paspor harus dipahami sebagai kebutuhan, bukan sekadar perubahan bentuk,” ujar Agung.
Ia juga menjelaskan paspor elektronik memiliki chip penyimpan data yang memungkinkan pengguna melewati autogate di bandara tanpa harus berinteraksi langsung dengan petugas imigrasi.
Teknologi ini memberi kenyamanan, kecepatan sekaligus keamanan dalam perjalanan lintas negara.
Selain memamerkan desain paspor sejak tahun 1970-an hingga sekarang, Humas Connect juga membuka layanan terbatas penerbitan paspor, termasuk Layanan Paspor Merdeka bagi masyarakat.
Lanjut Agung, untuk biaya paspor elektronik lima tahun ditetapkan Rp650 ribu, sedangkan paspor elektronik sepuluh tahun Rp950 ribu.
Harga ini, kata Agung, masih termasuk paling murah di ASEAN karena sebagian besar biaya produksinya ditanggung oleh negara.
“Standar keamanan paspor tidak bisa dikompromikan. Material dan fitur pengaman mengikuti standar ICAO, tapi agar tetap terjangkau negara menanggung sebagian biaya produksinya,”tambahnya.
Melalui momentum Humas Connect, Kanwil Imigrasi dan Pemasyarakatan Gorontalo berharap masyarakat semakin mengenal manfaat dan urgensi penggunaan paspor elektronik sebagai identitas perjalanan internasional.





















