TATIYE.ID (PEMPROV) – Kepala Otoritas Bandar Udara Djalaluddin, Joko Harjani, memaparkan perkembangan angkutan udara di Gorontalo selama tahun 2024 dalam rapat bersama Penjabat Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, Jumat (22/11/2024). Empat poin utama disampaikan, meliputi data realisasi angkutan udara, laporan subsidi penerbangan perintis, kesiapan menghadapi Natal dan Tahun Baru, serta kebutuhan lahan untuk pemasangan lampu Precision Approach Lighting System (PALS) di Runway 27.
Dalam laporannya, Joko mengungkapkan adanya penurunan signifikan jumlah penumpang dan penerbangan dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga Oktober 2024, tercatat 274.023 keberangkatan, jauh lebih rendah dari 405.974 keberangkatan pada 2019. Tingkat pemulihan penumpang Gorontalo baru mencapai 67 persen, tertinggal dari rata-rata nasional 88 persen.
“Kita perlu bekerja keras untuk mengembalikan angka ini. Bandara lain seperti Denpasar sudah mencapai 99 persen dan Cengkareng 90 persen. Kita masih jauh tertinggal,” ujar Joko.
Joko juga melaporkan perkembangan subsidi penerbangan perintis rute Gorontalo-Pohuwato-Palu, yang sempat terganggu pasca musibah jatuhnya pesawat. Saat ini, jumlah penumpang rute tersebut masih di bawah lima persen, sementara rute Gorontalo-Bolmong-Manado-Siau-Miangas tetap diminati dengan tingkat keterisian mencapai 80 persen. Pada 2024, rute baru Gorontalo-Luwuk-Banggai Laut dijadwalkan mulai beroperasi Januari menggunakan maskapai Susi Air di bawah Sam Air.
Menanggapi laporan tersebut, Rudy Salahuddin menyoroti perlunya inovasi dalam menarik penumpang ke Gorontalo. Ia menyebut satu tujuan penerbangan tidak cukup efektif untuk mendongkrak jumlah wisatawan dan pergerakan penumpang.
“Harus ada penerbangan langsung yang menghubungkan Jakarta-Makassar-Gorontalo-Manado, atau Manado-Gorontalo-Palu. Ini akan sangat membantu. Kita perlu menyurati Kementerian Perhubungan dan terus mendorong maskapai menambah rute, meskipun tantangannya besar, terutama keterbatasan pesawat dan harga avtur yang tinggi,” kata Rudy.
Di tengah tantangan penumpang, Rudy mengapresiasi peningkatan signifikan pada pengiriman kargo di Bandara Djalaluddin. Data menunjukkan recovery rate kargo mencapai 59 persen dari 2019 ke 2024, membuktikan pergerakan ekonomi Gorontalo mulai bangkit.
“Kami sangat berterima kasih atas pencapaian ini. Ke depan, sinergi antara pemerintah dan bandara harus terus ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan sektor transportasi udara,” tutup Rudy.
Dengan tantangan dan peluang yang ada, Bandara Djalaluddin diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi dan konektivitas Provinsi Gorontalo di masa mendatang.