TATIYE.ID – Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Provinsi Gorontalo nampaknya tidak menarik lagi, Pasalnya kelesuan dan ketidakjelasan terlihat jelas.
Golkar yang menjadi partai penguasa di Provinsi Gorontalo selama 20 Tahun sepertinya kelelahan pasca melewati Pemilu 2024 kemarin.
Minus lima hari pendaftaran bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah baik ditingkat Gubernur dan wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati partai Golkar belum memberikan tanda-tanda dukungan politiknya.
Kita mulai dari Kabupaten Pohuwato, Partai Golkar memiliki 6 kursi bahkan dapat mengusung sendiri kadernya, Namun ketakutan menghantui para kader untuk mengusung jagoannya.
Berpindah di Kabupaten Boalemo, Partai Golkar yang memiliki 4 Kursi hanya menjadi papan dua dari kader Nasdem Rum Pagau. Dengan mengusung Ketua Golkar Boalemo tentunya wajah parati terselamatkan.
Masuk ke Kabupaten Gorontalo Utara, Partai Golkar di Kabupaten ini tentunya mengalamai degradasi yang luar biasa, setelah tersingkir dari Pimpinan DPRD tentunya memupuskan harapan Golkar untuk mengusung kadernya sendiri, Bahkan sampai saat ini belum ada keputusan yang bakal diusung.
Kita menuju ke Kabupaten Gorontalo, Dimana Partai Golkar menjadi sang juara dan menguasai Gedung DPRD, Namun yang sangat disayangkan adalah Hendra Hemeto selaku nahkoda partai belum juga menentukan sikapnya terkait siapa yang bakal mendampinginya di Pilkada.
Di Kota Gorontalo Golkar menjadi pemuncak dan Ketua DPRD, Bahkan Golkar dapat mengusung sendiri kader-kader terbaiknya di Pilkada, Namun sampai saat ini Golkar Kota juga masih wait and see.
Partai Golkar Bone Bolango memang mengalami kenaikan pasca bertambahnya kursi dari 3 menjadi 4, sehingga mampu memperhankan posisi mereka di Pimpinan DPRD Bone Bolango. Golkar Bone Bolango mengalami pasang surut sehingga belum munculnya kader yang siap menjadi Bupati dan Wakil Bupati.
Terakhir Di Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur 2024, Golkar hanya diberikan kesempatan menjadi papan dua dibawah nama besar Gusnar Ismail dan Edward Wolok. Bahkan Golkar kehilangan kursi di Dapil 6 Provinsi Gorontalo.
Apa sebenernya yang terjadi pada Golkar Provinsi Gorontalo sehingga partai yang telah berkuasa tersebut kelihatan lesu, sepertinya Golkar lagi diambang kehilangan hegemoninya?