
TATIYE.ID – Gotong royong memang sudah menjadi budaya di kalangan para petani. Tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan para petani di Desa Talumelito, Dusun Buta’alea bergotong royong membangun jembatan darurat yang menjadi akses ke kebun milik Pua Age atau sering disebut ‘ruang ekologi’ yang saat ini dikelola oleh cucunya, Sutriono Pulubuhu.
“Iya, jadi ini sudah menjadi kebiasaan para petani yang ada disini. Saling membantu satu sama lain,” ungkap Sutriono pada tatiye.id sesaat setelah berhasil membangun jembatan, Kamis (30/9/2021).

Sebelum dibangun jembatan tersebut, akses ke lokasi ruang ekologi akan menyebrangi sungai. Walaupun terbilang kecil, sungai akan meluap seiring dengan curah hujan yang tinggi.
Dengan adanya jembatan darurat ini tentu dapat memudahkan perjalanan menuju ruang ekologi. Dengan alat sederhana, petani Desa Talumelito mampu membangun sebuah jembatan darurat. Tentu saja, dengan mengandalkan kekuatan, teknik, dan kerja sama.

“Jika ada curah hujan yang tinggi, tentu air disungai akan naik dan itu akan sangat susah untuk menyebranginya. Jadi, alhamdulillah jembatan ini bisa digunakan,” tutur pria 43 tahun tersebut.
Tak membutuhkan waktu lama, para petani ini mampu memindahkan batang pohon besar yang sempat tumbang dan menghalangi jalan utama ke perkebunan warga untuk dijadikan sebagai bahan utama pembuatan jembatan tersebut.



















