Tatiye.id (Pohuwato) Sepertinya pelaksanaan Kemah Bakti Literasi 2019 yang di pusatkan di Pohuwato kemarin benar-benar menjadi bukti bahwa pemerintah gencar mengkampanyekan giat membaca bagi masyarakat Indonesia.
Tentunya hal tersebut tidak terlepas dari program pemerintah Indonesia dalam rangka pengentasan buta aksara guna memajukan dan mencerdaskan generasi bangsa kedepan
UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca
Kepala Bidang Pengkajian dan Pemasyarakatan Minat Baca Perustakaan Nasional, Dra. Nani Suryani menyampaikan bahwa betapa pentingnya membaca dan meningkatkan minat baca masyarakat, karena dengan membaca secara tidak langsung kita telah mengakses jendela informasi dunia.
“Sudah barang tentu ini menjadi tanggung jawab kita bersama bagaimana cara meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, karena makna literasi saat ini tak lagi soal mengenal abjad dan angka” Ujar Nani.
“Kini, maknanya makin luas bahwa literasi bisa berbentuk cognitive skills yang mampu memicu berpikir logis, kritis, analitis, mengembangkan ilmu pengetahuan dan menguasai teknologi, sampai men-transformasi kegiatan ekonomi produktif untuk kesejahteraan,’’ Imbuhnya
Nani juga berharap kedepan masyarakat lebih giat dan aktif membca serta menjadikan perpustakaan-perpustakaan sebagai tempat mengakses informasi yang berkaitan dengan sejarah dan perkembangan dunia.