Yatim Fest YAI Gorontalo, Bertabur Senyum 300 Anak Yatim

TATIYE.ID (GORONTALO) – Secarik senyum yang timbul dari wajah 300 anak yatim menandakan suksesnya kegiatan Yatim Fest Ramadhan 2024 yang diselenggarakan oleh Yayasan Abulyatama Indonesia (YAI) Cabang Gorontalo.

Acara yang dilaksanakan tepat pada hari ke 10 Ramadan 1445 Hijriah ini menawarkan serangkaian kegiatan yang beragam dan bermakna bagi anak-anak yatim.

Dipandu dengan penuh keceriaan dan kehangatan, berbagai kegiatan menarik pun dimulai, yang diawali dari bercerita atau dongeng keagamaan, kuis yang menawarkan berbagai hadiah menarik, hingga buka puasa bersama ala Yatim Fest YAI Gorontalo.

Tak hanya itu, Founder The Yatim Village, Angga Johan Saputra, atau yang akrab disapa kak Angga juga memimpin doa bersama dengan anak-anak yatim. Suasana menjadi begitu haru sebab Gedung Azizah yang menjadi lokasi kegiatan dipenuhi oleh anak-anak yang berangkat dari berbagai latar belakang.

“Mereka anak-anak yatim yang tinggal/hidup hanya bersama salah satu orang tuanya, ada yang hanya tinggal bersama neneknya, bahkan ada yang hanya numpang tinggal di orang lain, mereka juga kaum duafa,” ungkap David Ismail selaku Panitia Pelaksana saat diwawancarai, Kamis (21/03/2024).

“Diantaranya mereka adalah anak-anak yatim dibawah binaan kami, dan yang hadir ada juga yang bukan binaan kami, total terdapat 300 anak yang hadir termasuk 100 orang yang masuk binaan,” tambahnya.

Sejak 2018 silam, event kemanusiaan seperti ini telah sukses dilaksanakan oleh Yayasan Abulyatama di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Yayasan Abulyatama Indonesia (YAI) sendiri merupakan yayasan yang bergerak dibidang sosial kemanusiaan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Pembina anak yatim se-Indonesia, Angga Johan Saputra bahwa kegiatan ini tak hanya sebatas hubungan antara donatur dan anak-anak yatim pada umumnya, tetapi melalui kegiatan Yatim Fest Ramadhan ini mereka berusaha memberikan kasih sayang dan menciptakan kehangatan layaknya seorang keluarga atau orang tua kepada mereka anak-anak yatim tersebut.

“Kegiatan ini layaknya seorang anak yang merindukan kegiatan buka puasa bersama ayahnya, mereka adalah anak-anak yang telah ditinggalkan oleh orang tuanya, kami coba obati rasa rindunya meski kita bukan orang tuanya tetapi kita melakukan yang sama seandainya orang tua mereka masih hidup,” tuturnya.

Exit mobile version