Wabup Suharsi : Visi Misi SMS Dapat Tercapai Melalui 4 Tujuan dan 11 Sasaran Pembangunan Utama

TATIYE.ID (POHUWATO) – Wakil Bupati Pohuwato, Suharsi Igirisa paparkan visi pemerintahan SMS (Saipul Mbuinga – Suharsi Igirisa) di Pohuwato yakni terwujudnya Pohuwato sehat, maju dan sejahtera dalam kegiatan Musrenbang, pada Selasa (22/06).

Sedangkan, empat misi pembangunan SMS yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pendidikan, meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur dan lingkungan, mewujudkan masyarakat yang produktif dan inovatif, mewujudkan pemerintahan yang baik, masyarakat tertib dan religius.

Wabup Suharsi mengungkapkan jika visi dan misi dari pemerintahan SMS tersebut akan tercapai melalui 4 tujuan dan 11 sasaran pembangunan utama.

“Ya, akan melalui tujuan dan sasaran utama yang sudah tentu tujuan dan sasaran ditetapkan berdasarkan permasalahan daerah hingga saat ini dan isu strategis daerah yang mesti diantisipasi kedepan,” jelas Wabup Suharsi.

Wabup Suharsi juga mengatakan sekitar 4 bulan kepemimpinan SMS, salah satu tugas utama diawal pemerintahan bersama lembaga DPRD adalah menyusun dan menetapkan perda tentang RPJMD tahun 2021-2026.

“Syukur Alhamdulillah, melalui Baperlitbang tahapan penyusunan berjalan lancar mulai dari forum konsultasi publik RPJMD, kesepakatan rancangan awal RPJMD dengan DPRD, forum perangkat daerah RPJMD dan saat ini akan dirumuskan kembali rancangan akhir RPJMD sebelum dimasukkan ranperdanya ke lembaga DPRD pada awal Juli nanti,” ujar Wabup.

Disamping visi misi, Wabup Suharsi juga mengungkapkan tentang isu strategis yang akan di prioritaskan oleh Pemda Pohuwato dalam hal ini pemerintahan SMS kedepannya.

“8 isu strategis daerah yang akan menjadi prioritas kedepan yakni, masih rendah derajat kesehatan masyarakat, output pendidikan yang belum kompetitif dan berkarakter, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang belum merata, tata kelola pemerintahan yang belum maksimal, ancamana kerawanan dan ketertiban umum, infrastruktur wilayah yang belum merata dan optimal, tata kelola lingkungan yang belum maksimal, nilai budaya dan adat yang mulai pudar,” pungkasnya.

Exit mobile version