TATIYE.ID (KABGOR) – Pernyataan Wakil Bupati Gorontalo, Hendra Hemeto kepada salah satu masyarakat Ibrahim Daud Engahu atau IDE baru baru ini mendapatkan sorotan dari berbagai pihak. Kini sorotan itu datang dari ketua lembaga Analisis dan Monitoring Produk Hukum (AMPUH) Provinsi Gorontalo, Fanly Katili.
Sebelumnya, IDE meminta Wakil Bupati Gorontalo untuk mundur secara suka rela. Tentu, Ia mengatakan hal itu karena melihat persoalan (menenggarai Ifana ke Kemendagri) yang diduga Wabup Gorontalo terlibat didalamnya.
Dugaan IDE ini berangkat dari pemberitaan salah satu media online di Gorontalo. Dimana dalam pemberitaan tersebut terungkap percakapan Ifana di WhatsApp bersama yang diduga adalah Wakil Bupati Gorontalo.
Tanggapan IDE ini pun dibalas oleh Ketua DPD Golkar Kabupaten Gorontalo itu melalui media online. Hendra menyebut bahwa pernyataan yang dilontarkan IDE adalah pernyataan ‘dungu dan tolol’.
Sebagai seorang pemimpin, Fanly menyayangkan sikap Wakil Bupati yang menyebut warganya dungu dan tolol. “Saya teringat ada pepatah yang mengatakan bahwa ‘ketika kita ingin melihat orang bodoh, maka lihatlah ketika dia marah’ maka sebagai pemimpin harusnya menyikapi semua kritikan dan masukan sebagai vitamin untuk semakin menguatkan kepemimpinan,” kata Fanly.
Fanly mengatakan, Wabup harus lebih bijak dan arif dengan semua dugaan yg dialamatkan kepadanya. Berkacalah dari kepemimpinan Seorang Presiden Jokowi yang meskipun fitnah dan hinaan sering dialamatkan kepadanya tetap ditanggapi dengan arif dan bijak. Begitu pula seorang Nelson Pomalingo yang sampai saat ini Hinaan dan fitnah yang dituding kepadanya tidak pernah diresponnya dengan cara-cara yang tak bijak apalagi sampai balas menghina seperti yang dilakukan oleh Wabub pada seorang warganya.
“Saya sangat menyayangkan jika ada pemimpin seperti itu. Harusnya pemimpin itu, bisa menerima dan mengolah kritik yang mengarah padanya. Kalaupun itu tidak benar, silahkan dibuktikan atau menyelesaikan melalui jalur hukum,” kata Fanly, Jumat (1/9/2023).
Tambah Fanly, jika apa yang diberitakan mengenai Wabup menjadi sponsor dibalik aksi Ifana ke Kemendagri benar, maka hal ini tidak perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menggulingkan Nelson Pomalingo sebagai Bupati Gorontalo. Anehnya, ketika ada pemberitaan yang dugaan menuding dirinya sebagai orang yang memfasilitasi seorang Ifana Abdulrahman, Wabub bukannya menseriusi tuduhan tersebut. Namun ketika ada warga yang mengapresiasi tudingan tersebut dengan meminta dirinya Mundur, Wabub malah meresponnya dengan nada yang terkesan emosional.
“Semua orang pasti punya hasrat. Namun Jika Wabup punya hasrat menggantikan pak Nelson ada saatnya untuk bertarung. Iya, bertarung di waktu yang tepat yakni di 2024. Ini bukan waktu yang tepat, apa lagi jika sampai dengan menghalalkan segala cara. Fokus saja membangun daerah bersama pak Nelson dan mengakhiri masa jabatan dengan yang husnul khotimah,” tambah mantan aktivis gerakan itu.
“Banyak yang tahu bahwa derajat jabatan Politik pak Wabup ini Allah angkat dan naikan berkat pak Prof Nelson juga. Jika kita melihat kebelakang, saya ingat betul pak Wabup sempat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPRD Kabupaten Gorontalo kalau tidak keliru sebanyak dua kali, dan keduanya gagal. Siapa sangka pak Hendra bakal jadi Wabup? Itu berkat pak prof,” ujar pria yang akrab dengan sapaan Fanka itu.
Selain itu, Fanka juga mengapresiasi langkah IDE yang berani menyampaikan penilaiannya terhadap daerah terlebih kepada pemimpinnya.
“Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh om Beno (Ibrahim Daud Engahu/IDE) yang berani menyampaikan kritik, Walaupun kritik itu dibalas dengan hal yang tidak mengenakan baginya. Saya ingin berpesan kepada om Beno bahwa tidak perlu membalas dengan nada-nada emosional apalagi sampai memperlihatkan kemarahan. Karena sekali lagi perlu diingat bahwa ketika kita ingin melihat orang bodoh, maka lihatlah ketika dia marah” tandas Fanka.