TATIYE.ID (GORONTALO) – Guna meningkatkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di daerah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo memperpanjang kerjasama dengan Politeknik Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) solo, Jawa Tengah.
Perpanjangan kerjasama tersebut ditandatangani secara langsung oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie bersama Direktur ATMI Rm. T Agus Sriyono SJ di Gedung Serba Guna Mikael, Jumat (26/3/2021).
Kerjasama dengan ATMI Solo sudah berlangsung sejak tahun 2015 lalu. Saat ini, Pemprov Gorontalo sudah mengirimkan 10 putra terbaik untuk dididik dan disekolahkan di kampus pencetak tenaga kerja unggul itu. Lima di antaranya telah menjadi alumni dan bekerja di sejumlah tempat.
“Kalian tinggal taunya sekolah, taunya belajar. Lulus nanti bisa mandiri dan bantu keluarga. Kalau bisa, lulus pulang Gorontalo bikin bengkel yang bagus,” ucap Rusli.
Rusli menyemangati para mahasiswa untuk meneladani semangat presiden RI ketiga almarhum BJ Habibie sebagai teknokrat kelas dunia. Begitu juga semangat pahlawan nasional Nani Wartabone sebagai sosok pemberani yang senantiasa membela nama baik Gorontalo.
“Kalian tidak perlu takut, tidak perlu malu atau minder. Kalian harus punya tekad untuk maju. Jadikan semangat pak BJ Habibie dan Nani Wartabone sebagai semangat kalian,” imbuhnya.
Rusli sengaja memilih Politeknik ATMI Solo untuk meningkatkan SDM putra putri daerah. Dimana ATMI Solo terkenal dengan sekolah vokasi yang disiplin dengan kualitas yang jempolan. Kampus itu juga menjadi sasaran industri skala menengah dan besar untuk mencari tenaga kerja siap pakai.
“Tahun ini meskipun pandemi, perbandingan lowongan kerja dengan alumni itu 1:2. Dulu sebelum pandemi 1:5. Artinya, satu mahasiswa atau alumni bisa memilih lima perusahaan tempat dia akan bekerja,” jelas Direktur ATMI Rm. T Agus Sriyono SJ.
Rusli juga melobi direktur ATMI agar bisa memberikan jatah 10 orang putra Gorontalo tahun 2021. Target itu disanggupi asal putra daerah dinyatakan lulus seleksi dengan kemampu IQ di atas rata-rata. Selang tahun 2018 – 2020 minat siswa yang ikut seleksi sedikit sehingga tidak ada yang bisa diterima di ATMI. (Adv)