TATIYE.ID (SPORT) – Pelatih Sepak Takraw Gorontalo, Herson Taha sangat menyangkan sikap yang diambil PB PSTI yang lebih mengikhlaskan kehilangan pelatih dibandingkan official yang akan diboyong ke Asean Games 2023 di China.
“Saya menyayangkan sikap PB PSTI yang lebih mengutamakan official untuk masuk dalam SK kontingen dibandingkan pelatih. Padahal yang lebih dibutuhkan dilapangan adalah pelatih,” ujar Herson Taha, Selasa (19/9/2023).
Harusnya tutur Herson, kalaupun ada pengurangan quota maka bukan pelatih yang dikorbankan.
“Kami sempat berkomunikasi dengan tim review semalam dan kami memperoleh informasi bahwa memang dari awal tim pendamping sepaktakraw itu hanya ditetapkan 5 orang yakni 4 orang pelatih dan 1 manager. Dan untuk penentuan nama²nya diserahkan ke PB PSTI,” ungkapnya.
Tambah Herson, tim review tidak pernah menetapkan siapa yang masuk tim dan siapa yang tidak. Semua diserahkan ke PB PSTI untuk penentuan namanya.
“Yang kami sayangkan PB PSTI lebih memprioritaskan official dari pada pelatih. Dimana dari quota 5 orang ini hanya 3 yang dialokasikan untuk pelatih. Padahal yang lebih dibutuhkan perannya dalam pertandingan adalah pelatih,” tambahnya.
Lanjut Herson, memang PB tidak ada kewenangan menentukan quota, tapi PB yang mengusulkan nama-nama berdasarkan quota.
“Sudah jelas-jelas quotanya 4 pelatih dan 1 manager, tapi kenapa yang dikirim PB hanya 3 pelatih yang diakomodir? Apalagi dia menyatakan bhw 1 pelatih menangani 6 orang, nah kenapa putri yang 12 atlet pelatihnya hanya dijatahkan 1 pelatih. Sementara putra yang sama jumlah atletnya 12 orang dapat jatah 2 pelatih?,” pungkas sosok yang juga pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo itu. (*)