
TATIYE .ID (GORONTALO) – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) Provinsi Gorontalo kembali menyampaikan data realisasi investasi untuk periode Triwulan II, yakni periode Bulan Maret hingga Juni Tahun 2023 yang mencapai Rp 837,152 Miliar.
Pencapaian ini meningkat sebesar 3,68 % dibandingkan dengan periode yang sama Tahun 2022.
Capaian investasi periode ini juga berhasil menyerap Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 1.033 orang, meningkat sebesar 105,4% dibandingkan dengan periode yang sama di Tahun 2022.
Selama Triwulan II Tahun 2023 realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 686.886 Miliar (naik 153,49 %) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp150.266 Miliar (turun 71,99%) dibandingkan dengan periode yang sama Tahun 2022, dengan penyerapan Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 1.033 orang, terdiri dari 942 orang pada proyek PMDN dan 91 orang pada proyek PMA.
“Nilai realisasi investasi PMDN yang meningkat di Triwulan II ini semakin menunjukkan bahwa saat ini Pelaku Usaha berskala kecil dan menengah sudah semakin membaik dan kembali menggeliat setelah efek pandemic Covid-19. Hal ini memperteguh komitmen Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk mendorong investasi besar bermitra dengan pelaku usaha lokal atau UMKM, memfasilitasi dan membantu pelaku usaha local khususnya UMKM yang dilakukan dengan perbaikan peringkat kemudahan berusaha sehingga mendorong peningkatan realisasi investasi PMDN,” jelas Danial Ibrahim, Kepala Dinas PM-PTSP Provinsi Gorontalo dalam konferensi pers di Gorontalo, Jumat (28/7/2023).

Realisasi Investasi Provinsi Gorontalo periode Triwulan II Tahun 2023 terdiri dari realisasi investasi di Kabupaten Pohuwato sebesar Rp 476,7 Miliar Kabupaten Gorontalo sebesar Rp 160,5 Miliar, Kota Gorontalo sebesar Rp 93,7 Miliar, Kabupaten Gorontalo Utara sebesar Rp 79,4 Miliar, Kabupaten Bone Bolango sebesar Rp 18,5 Miliar, Kabupaten Boalemo sebesar Rp. 8,2 Miliar.
Lima negara asal PMA terbesar Triwulan II Tahun 2023, adalah Jepang (US$ 7.041,5 ribu 69,35%), Turki (US$ 889,3 ribu 8,76%), Singapura (US$ 877,7 ribu 8,64%), Malaysia (US$ 805,5 ribu 7,93%), R.R. Tiongkok (US$ 288,8 ribu 2,84%).
Sedangkan realisasi investasi (PMDN & PMA) periode Triwulan II tahun 2023 berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Pertambangan (239.6 miliar, 28,6%), Listrik, Gas dan Air (125.87 miliar, 15,0%), Industri Kayu (104.90 miliar, 13%), Perdagangan dan Reparasi (85.13 miliar, 10%), Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (74.22 miliar, 9%).
Kumulatif realisasi investasi periode Januari-Juni Tahun 2023 mencapai Rp 2,15 triliun (dari target realisasi RPD Tahun 2023 sebesar Rp 2,60 triliun, telah tercapai 83%), terdiri atas realisasi PMDN sebesar Rp 1.88 triliun (naik 501%) dan realisasi PMA sebesar Rp 273 miliar (turun 72%) dibandingkan periode yang sama tahun 2022 dengan total penyerapan Tenaga Kerja Indonesia sebesar 1737 orang.
Realisasi Investasi Provinsi Gorontalo Periode Semester I Tahun 2023 terdiri dari realisasi investasi di Kabupaten Pohuwato sebesar Rp1,23 triliun, Kabupaten Gorontalo sebesar Rp630,5 miliar, Kota Gorontalo sebesar Rp130,0 Miliar, Kabupaten Gorontalo Utara sebesar Rp128 miliar, Kabupaten Bone Bolango sebesar Rp28,5 miliar, Kabupaten Boalemo sebesar Rp. 8,4 miliar.
Danial menekankan bahwa DPMPTSP akan terus fokus dalam mewujudkan percepatan realisasi investasi dan mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi investor baik karena kendala perizinan, masalah pertanahan, maupun regulasi.
Langkah nyata dilakukan melalui fasilitasi kepada pelaku usaha melalui bimbingan teknis dan workshop perizinan berusaha berbasis risiko sebagai salah satu strategi untuk mencapai target realisasi investasi pada Tahun 2023 yaitu Rp 2,60 triliun”.
Lima negara asal PMA terbesar Semester I Tahun 2023, adalah Jepang (US$ 14.505 ribu 78,4%), Singapura (US$ 1.336 ribu 7,22%), Turki (US$ 1.015 ribu 5,48%), Malaysia (US$ 806 ribu 4,35%), Belanda (US$ 404 ribu 2,19%).
Sedangkan realisasi investasi (PMDN & PMA) periode Semester I tahun 2023 berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Pertambangan (761,6 miliar 35,3%), Jasa Lainnya (588,4 miliar 27,3%), Industri Kayu (215,4 miliar 6,7%).
(***)