Penulis
Prof. Dr. Ir. Hj. Winarni Monoarfa, M.S.
Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
TATIYE.ID (BONE BOLANGO) – Anugerah Pulanga kepada Bapak Hamim Pou adalah kebanggaan yang luar biasa. Beliau adalah Bupati yang relatif muda tetapi dengan karya-karya yang sangat bermakna bagi Gorontalo, khususnya Bone Bolango. Jaringan nasionalnya yang luas dan konsistensi kerjanya yang inovatif tak kenal lelah dan terus belajar, membuat Bapak Hamim Pou berhasil memimpin daerah.
Pulanga beliau bukan semata karena faktor jabatan, tetapi karena karya-karya pengabdian beliau. Inilah substansi Pulanga yang sebenarnya: ILOMATA – Bekerja dan berkarya terbaik untuk masyarakat dan bangsa. Saya mengenal kiprah, dedikasi dan karya-karya beliau sejak tahun 2002, baik melalui media maupun sebagai pekerja publik. Beliau punya jaringan luas dan bekerja tulus untuk kemajuan Gorontalo.
Saya selaku penerima gelar adat Pulanga (Ti Tidito Lo Hunggia) memandang bahwa Gorontalo kita harus lebih menunjukkan jati dirinya sebagai daerah adat yang saling memuliakan di antara pemimpin dan antara pemimpin dan rakyat. Kita juga harus kokoh kepada ilmu pengetahuan, kualitas sumberdaya manusia dan adab berkepemimpinan dan bermasyarakat. Daerah kita adalah daerah pahlawan dan tempat lahirnya banyak pemimpin besar dan cendekiawan hebat di berbagai bidang.
Pulanga adalah anugerah yang “diberikanâ€, dan bukan sesuatu yang diminta-minta oleh seseorang, siapa pun dia. Semua ini bisa dicapai oleh putra-putri terbaik Gorontalo, atau pun putra-putri bangsa lainnya yang secara nyata memberi kontribusi kepada bangsa (Indonesia) dan/atau untuk (kemajuan) Gorontalo.
Karya dan prestasi, pencapaian hidup dan kesetiaan kepada pengabdian adalah dasar utama dari Ilomata seseorang. Dengan dasar itu, Pulanga menjadi pantas atau wajar untuk diberikan, selain sebagai penghargaan/apresiasi atas pencapaian hidup dan karyanya. Dengan Pulanga, seseorang juga akan menjadi cermin kepada yang lain untuk teguh berkarya. Bagi tokoh penerima anugerah ini, hendaknya menjadi motivasi dan “rem pengendali†baginya agar tetap bekerja dengan sungguh-sungguh dan harus berkemampuan mengontrol dirinya agar terhindar dari berbagai keburukan dan kekejian. Karena kaidah adat akan berlaku bila nilai-nilainya diabaikan atau dilanggar.
Dalam prosesnya, anugerah ini melibatkan banyak “pembahasan dan perenungan†di antara Ta’Uwa dan tokoh-tokoh Adat utama (Bate atau Wu’U). Beliau-beliau mempunyai “kaidah†dan “formula†tersendiri untuk memutuskan sebuah Pulanga kepada seseorang. Selanjutnya, sebuah keputusan “suara bulat†harus diperkuat dengan keputusan bersama (Pemangku Adat) dalam lingkar Uduluwo Lo Ulimo Lo PohalaA, dengan menentukan “sebutan†Pulanga-nya yang tepat, yang akan memberinya makna dari “sifat dasar†atau karakter diri dan karya-karya atau kiprah seseorang.
Banyak Selamat kepada Bapak Hamim Pou atas penganugrahan Gelar Adat Pulanga “ Ta’uwa Lo Lingguwa (Pemimpin yang Pekerja keras, Arif dan Bijaksana) . Teruslah menebar manfaat dan berkarya terbaik. Allah SWT akan selalu melindungi rakyat dan Gorontalo kita ke masa depan. Amiin YRA
Pewarta : Zulkifli Ibrahim.


















