PP Aisyiyah Gandeng YAICI Sosialisasikan Bahaya Konsumsi Kental Manis di Kalangan Masyarakat

TATIYE.ID (GORONTALO) – Kurangnya pemahaman serta kesalahan presepsi Masyarakat terhadap cara mengonsumsi kental manis yang sering dijadikan pengganti asupan makan dan minum bahkan dijadikan pengganti ASI pada balita, sejatinya dapat memicu masalah yang serius pada tubuh.

Pasalnya, kental manis yang mengandung kadar gula yang sangat tinggi dapat menimbulkan efek negatif pada bayi dan balita, memberikan kental manis sebagai minuman susu atau dijadikan pengganti ASI pada anak dapat menimbulkan beberapa penyakit mulai dari gizi buruk hingga memicu terjadi stunting pada balita tersebut.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dr. Anang Otoluwa, dirinya menyampaikan bahwa banyaknya masalah gizi di Provinsi Gorontalo didominasi akibat adanya kesalahan pemahaman terkait olahan pangan di Masyarakat, seperti kental manis yang kini dikenal sebagai susu oleh Masyarakat. Kesalahan presepsi itu kata Anang berasal dari iklan yang telah mengkonstruksi bahwa kental manis adalah susu.

“Memang iklan kental manis adalah susu dari produsen sangat menancap di masyarakat dan menjadi mindset ibu-ibu yang mengatakan kental manis adalah susu. Maka dari itu, hasil pertemuan ini harus disebarkan bahwa kental manis bukan susu,” ungkap Anang.

Maka kesalahan fatal yang terjadi di kalangan masyarakat ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, dalam hal ini sangat dibutuhkan Upaya untuk mengubah presepsi masyarakat tentang kental manis yang dianggap susu.

Demikian upaya itulah yang saat ini sedang dilakukan oleh Orientasi Kader Gerakan Aisyiyah Sehat (GRASS) bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) yang bersama-sama mengadakan sosialisasi edukasi meningkatkan kualitas literasi gizi pada masyarakat dengan tema “Penuh Gizi Ibu Dan Balita Tanpa Si Kental Manis” yang dilaksanakan pada Selasa (10/10/2023).

Selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Gorontalo dan juga Ketua PP Aisyiyah Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman menekankan bahwa Upaya tersebut juga harus didukung oleh media massa dengan membombardier informasi tentang kental manis bukanlah susu, dengan begitu presepsi Masyarakat akan berubah sehingga dapat menekan angka stunting di Gorontalo.

“Jadi kami sangat berharap teman-teman media juga membantu kami membombardir media massa dengan informasi, ketika itu terjadi nanti stunting akan turun bahkan insya Allah kita bisa nol, dan tentunya generasi akan lebih baik,” jelas Yana.

Disamping itu, menurut Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat permasalahan tersebut dapat diselesaikan jika adanya uluran tangan dan upaya yang terencana dari pihak pemerintah dalam mengedukasi masyarakat mengenai pemberian pangan tinggi protein bagi balita melalui sosialisasi dan program berkelanjutan di Provinsi Gorontalo.

“Pemerintah dalam hal ini tidak boleh absen dan perlu merancang program berkelanjutan yang membentuk budaya konsumsi dan peberian pangan tinggi protein terhadap balita,” pungkasnya.

Exit mobile version