Penyerapan Anggaran 2019 Belum Capai 100 Persen, Walikota Ingatkan Instansi Optimalkan Kinerja

TATIYE.ID (KOTA GORONTALO) – Proses perencaan pengadaan barang dan jasa yang belum optimal, Penumpukan modal di triwulan III dan IV, Serta penggabungan DED dan kontruksi menjadi penyebab realisasi penyerapan anggaran triwulan 4 tahun 2019 belum memenuhi target yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Gorontalo, Hal tersebut dinyatakan Walikota Marten Taha pada rapat kordinasi evaluasi penyerapan anggaran triwulan 4.
Senin (13/01) Kemarin.

Dari hasil penyerapan anggaran triwulan IV di tahun 2019 kemarin, realisasi fisik mencapai 96 persen dan keuangan 91 persen. Olehnya Walikota Marten Taha kembali mengingatkan kepada instasi,Agar lebih mengoptimalkan pelaksanaan perencanaan pelaksanaan program dan kegiatan terutama pada penyusunan target kegiatan.

” Di Tahun 2020 saya ingatkan kembali kepada seluruh KPA dan PPTK harus lebih mengoptimalkan lagi penyusunan target pada kegiatan serta perencanaan program”Ungkap Marten
 
Lebih lanjut Walikota dua periode tersebut memberikan kepada seluruh pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Gorontalo, agar menjadi perhatian seluruh pejabat instansi. Penguatan itu seperti mempercepat proses tender pengadaan barang dan jasa, terhadap kegiatan yang telah dianggarkan dalam APBD tahun anggaran 2020.

“Untuk para pengguna anggaran, agar terus mengevaluasi kinerja para KPA dan PPTK secara berkala, melaui rapat atau pertemuan secara internal di masing-masing OPD. Khusus untuk para camat dan lurah, diharapkan untuk dapat mengawal dan mengawasi pelaksanaan dana pengembangan kelurahan, mengingat pekerjaannya dilaksanakan secara swakelola dan pada tahun 2020, yang disepakati swakelola tipe 4 yakni direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh kelompok masyarakat (pokmas),†jelas Marten.

Ia jelaskan lagi, penyerapan anggaran selalu menjadi topik atau isue utama setiap tahunnya. Optimalisasi penyerapan anggaran sering dibahas, karena berkaitan dengan pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena belanja pemerintah daerah turut menjadi penentu pertumbuhan ekonomi, karena variabel dominan pendorong pertumbuhan perekonomian saat ini, adalah faktor konsumsi baik dari masyarakat maupun pemerintah.

Menurut teori pertumbuhan endogen yang dipelopori oleh Paul M. Romer dan Robert Lucas, pengeluaran pemerintah memiliki peran di dalam pertumbuhan perekonomian. Dengan asumsi implikasi pengeluaran pemerintah adalah untuk kegiatan produktif, misalnya belanja infrastruktur yang mana bersentuhan langsung dengan kepentingan publik yang dalam hal ini dapat menstimulus perekonomian.

“Contohnya pembangunan jalan, gedung dan fasilitas umum lainnya yang dapat mendorong investasi. Dengan adanya investasi maka keadaan perekonomian akan berkembang, karena dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menyerap tenaga kerja. Yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan perkapita masyarakatâ€

“Anggaran merupakan hal yang penting dan mendasar untuk jalannya suatu proyek pembangunan, baik berskala makro maupun mikro. Olehnya perlu sistem penganggaran yang baik, sehingga memudahkan dalam tercapainya suatu rencana atau proyek pembangunan. Selain sistem, juga perlu adanya alokasi anggaran yang tepat dan taksiran terhadap penerimaan dan pengewaran, transparansi serta secara cermat menetapkan target baik fisik maupun keuangan†Ungkap Marten

Exit mobile version