Pengacara Ifana Datangi Lembaga Adat, Mansir: Kuasa Hukum yang Aneh

Tim 911 Hotman Paris bersama lembaga ada, (foto isl/tatiye.id).

TATIYE.ID (GORONTALO) – Tim 911 Hotman Paris mendatangi kantor lembaga adat Provinsi Gorontalo, Jumat (18/8/2023).

Tim kuasa hukum Ifana Abdulrahman tersebut meminta kepada lembaga adat untuk mengambil sikap terhadap persoalan terjadi antara kliennya dengan Nelson Pomalingo yang akhir akhir ini menjadi pembicaraan hangat ditengah tengah masyarakat.

“Tentunya saya meminta kepada lembaga adat untuk bisa segera mengambil sikap, karena Gorontalo ini merupakan tanah adat istiadat, tidak berdiri sendiri dan harus ada adat yang mengatur. Saya meminta masukan dari bapa-bapak ketua adat atas permasalahan klien saya yang dihadapi,” kata Putri Maya Rumanti, kuasa hukum Ifana Abdulrahman diwawancarai usai pertemuan dengan lembaga adat.

Kedatangan tim 911 Hotman Paris di lembaga adat ditanggapi ole Staf Khusus (Stafsus) Bupati dan Wakil Bupati Gorontalo bidang pengawasan, Mansir Mudeng.

Mansir Mudeng (foto dok).

Mansir mengatakan apa yang dilakukan oleh kuasa hukum Ifana Abdulrahman ini sangat aneh dengan membawa kliennya ke Kemendagri, kemudian ke salah satu podcast sosial media, hingga terkahir ke lembaga adat.

“Lucu pengacaranya, kuasa hukum dari klien yang minta keadilan malah dibawah ke Kemendagri, pasti tidak ada keadilan disana karena bukan tempatnya. Kemudian, membawa kliennya ke rumah Uya Kuya, pasti tidak ada keadilan disana. Jadi pengacaranya bukan membantu kliennya mendapatkan keadilan, tapi mendorong kliennya tindak pidana IT,” kata Mansir, Rabu (23/8/2023).

Menurut pria yang terkenal akan jargonnya ‘Kong top bole jo’ itu kuasa hukum Ifana hanya membuat ribut daerah dengan membawa kliennya ke salah satu podcast yang membuat kliennya bicara vulgar dan menjijikan kemudian mendatangi lembaga adat dan DPRD.

“Kenapa kliennya tidak dihambat ke podcast (Uya Kuya)? Yang benar mereka tanya ke lembaga adat dan DPRD bagaimana solusi dari masalah ini,” lanjut Mansir.

“Kuasa hukum yang aneh. Diacak acak dulu harkat dan martabat masyarakat Gorontalo baru datang minta tolong ke lembaga adat. Jadi mereka sulut ini api, kemudian minta lembaga adat untu memadamkan,” tandas politisi PAN itu.

Exit mobile version