Pasca Seleknas, Husbad : Filanesia Harus Dipahami Semua Pihak

TATIYE.ID (SPORT) – PSSI saat ini telah merumuskan Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia) yang dituangkan dalam buku Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia. Untuk memanfaatkan potensi yang besar dari sepak bola tanah air, Filanesia menjadi sebuah filosofi yang akan menjadi fondasi dan karakter sepak bola Indonesia, baik untuk pembinaan usia dini sampai profesional dari segi individu maupun tim.

Filosofi ini telah menjadi salah satu perhatian khusus kepengurusan PSSI periode 2016-2020. Di bawah komando Direktur Teknik PSSI Danurwindo, langkah awal pembentukan filosofi ini dilakukan sejak awal tahun 2017 di mana gaya sepak bola khas Indonesia ini sudah menjalani studi, praktek lapangan, diskusi panel, dan seminar dengan seluruh pelatih Liga 1, praktisi olahraga, dan .personel teknis lainnya.

Filosofi ini akan memberikan panduan dalam hal lingkup sepak bola, seperti penjenjangan latihan berdasarkan usia, pengembangan teknik pemain, dan ciri-ciri bermain di lapangan. Perlu dicatat bahwa Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Indonesia ini bukan untuk menyeragamkan taktik setiap klub, namun ini akan menjadi ciri pemain Indonesia di pentas Internasional.

“Filosofi sepak bola mengajarkan kita untuk membangun serangan dari bawah dan bertahan dari depan seperti penyampaian Coach Firman Utina. Maka dari itu, untuk membangun sepak di Indonesia ini harus dimulai dari bawah dulu, baik itu pembinaan usia dini, kompetisi yang berjenjang, dan keterlibatan semua elemen termasuk orang tua,” ungkap Husain Badu, pelatih sepakbola usia dini dari Kabupaten Pohuwato, Rabu (14/4/2021) kepada tatiye.id.

Sehingganya, pelatih yang akrab disapa Coach Husbad tersebutpun berharap Filosofi Sepak Bola Indonesia atau Filanesia dapat dipahami semua kalangan, baik itu orang tua, pemain, pelatih, bahkan Askab maupun Asprov PSSI.

“Kalau semua elemen sepakbola paham akan filosofi ini, maka saya optimis prestasi sepakbola kita Gorontalo pada umumnya akan semakin lebih baik dibandingkan masa-masa sebelumnya,” ujar Husbad.

“Kompetisi yang berjenjang dan rutin juga menjadi tolak ukur untuk kami di setiap SSB di daerah dari sisi pembinaannya. Sehingga tentu juga semua ini tidak lepas dari porsi anggaran dari pemerintah yang sepadan, apalagi jika merujuk instruksi presiden yang sudah sangat jelas,” tambahnya. (*)

Exit mobile version