Minim Sapras Pembelajaran, Jadi Penyebab SMK Kurang Diminati Siswa

#GORONTALO (TC) – Sebagai lembaga pendidikan yang lebih banyak memberikan ilmu-ilmu terapan yang lebih banyak praktek lapangan, maka SMK membutuhkan penganggaran operasional yang lebih besar dibanding sekolah lainnya. 

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Seksi Peserta Didik Bidang Pembinaan SMK Dinas Dikbudpora Provinsi Gorontalo Siti Maria Lahidjun mengatakan, SMK memang membutuhkan anggaran operasional yang besar. Anggaran tersebut kata dia, nantinya digunakan untuk mengembangkan keterampilan dan unit produksi. Apalagi kata dia, Presiden RI telah mengeluarkan instruksi terkait revitalisasi SMK. “Sebagian besar peralatan mesin di SMK 3, itu diadakan 1984. Jadi sagat dibutuhkan peremajaan,†ujarnya.

Nantinya kata Siti, akan dievaluasi setiap 6 bulan, terkait dengan instruksi tersebut. Karenanya, pada pelaksanaan dari instruksi ini, membutuhkan anggaran yang besar.

Demikian pula minimnya minat siswa untuk bersekolah di SMK, juga sepertinya seiring dengan minimnya sarana prasarana yang dimiliki sekolah sekolah tersebut. SMK 3 Gorontalo misalnya, kunjungan lapangan Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo yang didampingi Kepala Seksi Peserta Didik Bidang Pembinaan SMK Dinas Dikbupora Provinsi Gorontalo, mengungkap sejumlah fakta.

Sekretaris Komisi IV Hidayat Bouty ditemui usai agenda tersebut mengatakan, pengadaan terakhir untuk sarpras di sekolah tersebut, terakhir kali dilakukan pada tahun 80 an. Puluhan tahun lalu, sekolah ini membeli peralatan untuk praktek para siswa, setelah itu tak ada lagi, kata Hidayat.

Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap minat siswa untuk melanjutkan pendidikannya di SMK. Cerita dari mulut ke mulut, berdampak cukup besar terhadap minat siswa untuk bersekolah di SMK. Berbeda dengan sekolah umum lainnya, yang nyaris disetiap tahun, harus menambah ruang kelas. (Adv)


Laporan : Zulkifli Ibrahim, Tatiye Channel, Provinsi Gorontalo

Exit mobile version