
Ketika seseorang mengunjungi suatu tempat, mereka punya kenangan masing-masing di tempat tersebut. Entah itu kenangan bahagia, sedih, marah atau perasaan bangga. Seperti diriku yang memiliki banyak kenangan dibalik megahnya Kantor Bupati Pohuwato.
Tepatnya tanggal 21 September Tahun 2023 bertepatan dengan jadwal pemberangkatanku menuju Kota Jakarta, sebagai satu-satunya wartawan dari Kabupaten Pohuwato yang ditugaskan menghadiri Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Di Bandung, masih teringat jelas diingatanku kejadian itu, saat aku tiba di Bandara Soekarno Hatta, informasi bahwa gedung yang seakan menjadi rumah keduaku dibakar oleh massa aksi.
Banyaknya manusia yang lalu-lalang di bandara Soekarno Hatta tak mampu mengalihkan suasana hatiku yang syok kala itu, melihat gedung yang menjadi wadah para jurnalis mendapatkan berita dibakar hingga menyisakan puing-puing dari beringasnya si jago merah.
Hampir disemua postingan Grup Whatsapp dibanjiri dengan kiriman video yang memperlihatkan anarkis massa aksi yang menguasai jalanan blok perkantoran pohuwato, penganiayaan terhadap aparat polisi yang berjaga hingga berakhir dengan pembakaran kantor bupati dan DPRD Pohuwato.
Pada saat itu, suasana sedih menguasaiku hingga tak sadar membuat air mata menetes, gedung yang menjadi tempat para jurnalis bercengkrama usai melakukan peliputan kini telah menjadi gedung usang.