TATIYE.ID – Penjabat Gubernur Gorontalo resmi melaunching World Coconut Day 2023 yang ditandai dengan membunyikan sirene pada Apel Besar Hari Pramuka ke-62 dan peresmian menara kelapa, di Halaman Taman Menara Limboto, Sabtu (16/9/2023). Penjagub Ismail mengajak warga untuk menjadikan momentum WCD untuk menanam kelapa. Buah tropis itu banyak sekali manfaatnya mulai dari akar, batang, buah dan ranting hingga pucuk daunnya.“Anak-anak Pramuka kita akan menanam kelapa, yakni satu pramuka satu kelapa. Masa kita kalah sama anak-anak Pramuka ini. Jadi, ayo kita tanam kelapa di Provinsi Gorontalo,” ajak Ismail.
Menurut Ismail, pohon kelapa yang saat ini ada di Provinsi Gorontalo sudah semakin tua dan tidak produktif. Untuk itu perlu adanya penanaman agar mata pencaharian dan produk unggulan Gorontalo ini bisa terus terpelihara.
Selanjutnya, Staf Ahli Bidang Sosial, Budaya, Politik, dan Kebijakan Publik Kemenaker RI ini mengapresiasi Kabupaten Gorontalo yang menjadi tuan rumah pelaksanaan World Coconut Day 2023 yang akan dihadiri 20 negara tersebut. Ia pun mengajak seluruh pihak dapat menjaga nama baik daerah dan menunjukan Gorontalo siap menjadi tuan rumah.
“Mari kita dukung pelaksanaan hari kelapa sedunia. Jangan sampai kita membuat hal-hal yang membawa image kurang baik kepada negara-negara yang akan datang ke Gorontalo. Kita tunjukkan bahwa kita Gorontalo siap menjadi tuan rumah,” tegas Ismail.
Sementara itu, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo melaporkan ada lima kegiatan yang akan mewarnai pelaksanaan World Coconut Day selama tanggal 21-25 September kedepan. Terdiri dari pameran, pertemuan para bupati penghasil kelapa, konferensi internasional, pertemuan akademisi hasil riset terhadap kelapa, dan penanaman kelapa di Mootilango.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi, mulai dari tingkat pusat hingga tingkat desa. Harapannya, melalui pelaksanaan World Coconut Day ini dapat mensukseskan petani kelapa di Indonesia khususnya di Provinsi Gorontalo.
“Khusus di tempat ini ada dua momen yang kita buat. Salah satunya adalah menara kelapa, dan satu lagi adalah prasasti yang terkait dengan kelapa. Sehingga ini dapat menjadi warisan dan sejarah bagi Gorontalo. Belum tentu seratus tahun lagi kita dapat menjadi tuan rumah,” ungkap Nelson.