TATIYE.ID (KABGOR) – Setidaknya hampir dua tahun terakhir ini, Hapsah Pakaya sudah bergelut dengan banjir yang melanda tempat tinggalnya di Desa Isimu Raya. Di puncak masa kehamilan, ia hanya bisa pasrah ketika serbuan air menerjang rumahnya, Kamis (5 November 2021).
Sembari mengelus perut yang buncit besar dan diiringi lantunan ayat suci, Hapsah salah satu korban banjir bandang yang saat ini mengungsi di Mesjid Besar Baiturrahim Kecamatan Tibawa, bercerita suasana saat banjir yang melanda tempat tinggalnya.
Biasanya banjir yang terjadi kemarin-kemarin tinggi air hanya sampai di lutut, namun banjir kali ini diluar dari perkiraan kami. Upaya untuk menorobos arus yang deras sudah kami lakukan, namun sia-sia, air terlalu kuat.
“Dapur rumah kami roboh, bahkan pakaian dan juga barang-barang dapur hanyut, sedih ada, namun kami masih bersyukur masih bisa selamat,” Kata Hapsah.
Pukul 22:10 WITA, tinggi air sudah berada pada leher orang dewasa, beberapa upaya untuk mencari bantuan terus dilakukan oleh Hapsah dan ibunya Salma Husain, menelepon tim evakuasi, bahkan kata tolong terus diteriakan, lebih sedihnya lagi tangisan Fauziah Rahman balita yang berumur 1 tahun 3 bulan seakan-akan menandakan bahwa dirinya dan ibunya berada dalam bahaya.
“Kami sudah menelepon tim evakusi, namun jawaban mereka akan segera menuju lokasi, kalau tidak dalah ada 1 jam kami menunggu, sementara Fauziah anak saya terus menangis ketakutan,” ungkap Salma Husain.
Sebagai orang tua yang anaknya sedang hamil tua, Salma sudah tinggal bersama Hapsah sekitar 2 mingguan, tidak adalasan lain, hanya ingin menjaga anaknya saja.
Suasana sempat hening sebentar, hanya lantuan ayat suci dari pengeras mesjid yang terdengar. Hapsah membuka kembali pembicaraan, dimana sang buah hati yang dikandungnya pada saat banjir terus bergerak, ibarat bercerita bahwa dirinya ada dalam bahaya.
“Saat air sudah dileher saya, bayi dalam perut terus bergerak, saya pun saat itu sudah pasrah dan memyerahkannya pada allah saja, namun syukur tim evakuasi sudah datang,” ungkap Hapsah sembari tersenyum dan mengelus kembali perutnya yang buncit.
Saat ditanyakan apa yang diharapkan pada Pemeritah Daerah Hapsah Pakaya tidak meminta banyak, hanya pakain dan juga popok untuk sang adik Fauziah saja.