Karena Hutang 3,9 Milyar, RS Bumi Panua Pinjam Obat-obatan Dari Dikes Pohuwato

Diduga karena hutang 3,9 Milyar yang belum terbayarkan, pihak Rumah Sakit Bumi Panua kesulitan mendapatkan beberapa jenis obat-obatan dalam memenuhi kebutuhan pasien, hal itu terungkap dari penyataan salah satu Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bekerja dibagian Apotik rumah sakit. Rabu (18/12/2024).

Kepada awak media, Nakes yang bertugas di Apotik membenarkan bahwa ada beberapa jenis obat-obatan yang sudah kosong. Mendengar hal itu, beberapa wartawan mencoba melakukan penelusuran untuk mendapatkan informasi kebenaran bahwa obat-obatan di RSBP sudah kosong. Alhasil, Nakes yang bertugas di Gudang obat-obatan juga menyampaikan hal yang sama.

“Cairan RL (Ringer laktat cairan infus yang biasa digunakan pada pasien dewasa dan anak-anak sebagai sumber elektrolit dan air) sudah kosong, sudah empat hari, ada juga beberapa obat yang sudah kosong,” ujar Nakes saat ditemui di ruang Apotik.

Lanjutnya, alasan pihak penyedia belum memberikan beberapa jenis kebutuhan obat-obatan RSBP adalah belum melakukan pembayaran terhadap hutang yang sebelumnya, sehingganya pihak penyedia belum mengadakan obat yang dibutuhkan oleh pihak RSBP.

“Belanja itu, kalau ada faktur baru bayar, sekarang belum dibayar karena menunggu klaim, itu hasil rapat kemarin dengan ibu Dir, menunggu klaim masuk, baru ada pembayaran,” ujarnya

Tidah hanya itu, saat melakukan penelusuran, awak media juga mendapati beberapa mobil ambulance milik RSBP terparkir dibelakang gedung dengan kondisi tidak terawat, hal itu diduga karena kurangnya pemeliharaan dari pihak RSBP. Bahkan ada beberapa armada sudah tidak layak untuk dipakai merujuk pasien.

“Mobil lain itu juga sudah tidak layak pakai,” pungkasnya

Usai melakukan wawancara didepan Apotik, wartawan yang melakukan investigasi menuju lokasi donor darah yang bertempat di gedung belakang RSBP, saat perjalanan, terlihat ada beberapa bangunan yang kumuh tidak terawat, bahkan tak jarang ada pemandangan genangana air yang sudah berwarna hitam di saluran air.

Saat akan melakukan aksi donor darah, salah satu wartawan dikagetkan dengan pernyataan petugas bahwa usai dilakukan pengambilan darah, pendonor tidak akan mendapatkan makanan atau minuman penambah darah, kecuali obat penambah darah. Hal itu sudah berlangsung cukup lama.

“Kita sudah lupa kalau sudah berapa lama tidak ada konsumsi, tapi kalau ada kegiatan diluar RSBP, itu ada konsumsi untuk pendonor,” ujar Nakes

Terakhir, beberapa wartawan mendapati ada mobil yang yang akan menurunkan obat-obatan dari bagasi belakang, setelah ditanya obat tersebut berasal dari mana, Nakes yang bertugas mengatakan, obat tersebut dipinjam dari Dinas Kesehatan Pohuwato, karena Pihak RSBP belum bisa memenuhi beberapa jenis obat, karena telah di Lock (Kunci) oleh pihak penyedia gara-ara belum bisa melakukan pembayaran.

Exit mobile version