
Merujuk pada perolehan suara di Pemilihan Umum Tahun 2019, beberapa incumbent patut mewaspadai gerakan-gerakan dari Kader Partai Politik lain, terlebih-lebih incumbent yang hanya memperoleh suara terendah di masing-masing Dapil.
Berikut daftar incumbent dengan jumlah perolehan suara terendah pada Pemilu Tahun 2019. Dari Dapil I, ada Febriyanto Mardain, sebagai kader muda PPP, ia hanya mampu meraih suara 673. Sementara, kader muda yang mencalonkan diri di Dapil I untuk Pemilu 2024 cukup banyak dan mumpuni dalam dunia politik.
Untuk Dapil II, perolehan suara terendah jatuh pada kader Partai Amanat Nasional (PAN), Mariaty Yusuf yang kini telah diganti oleh Ketua PAN Pohuwato yaitu Mohammad Afif. Perolehan suaranya hanya 765, ini adalah ancaman besar bagi kader PAN. Terlebih lagi, di Dapil itu ada kader Gerindra yang cukup diperhitungkan ketokohannya saat menjabat sebagai Camat Paguat, ia adalah Kisman Mooduto.
Selain itu, ada nama Masrin Kone yang mempunyai segudang pengalaman dalam dunia politik, terbukti dari kemampuannya mempertahankan perolehan kursi Golkar selama tiga periode berturut-turut. Namun sayangnya di Pemilu Tahun 2019, ia berhasil ditumbangkan oleh Ismail Samarang.
Dan untuk Dapil III. jumlah perolehan suara terendah jatuh pada kader Demokrat, Inong Nurhamidin. Pada Pemilu 2019 ia hanya mampu meraih suara 783.
Terakhir Dapil IV, perolehan suara terendah jatuh pada kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdullah Kadir Diko, berdasarkan data perolehan suara pada Pemilu 2019, ia hanya mampu meraih suara 796.
Berdasarkan data diatas, tentu ini adalah ancaman besar bagi incumbent yang memiliki suasa terendah. Sebab, jika sebelumnya mereka hanya memperhitungkan gerakan kader partai Golkar sebagai partai penguasa eksekutif kala itu, kini eksekutif telah beralih dipimpin oleh kader Partai Gerindra.
Tentu, gerakan kader partai besutan Prabowo Subianto ini patut untuk diwaspadai oleh kader Parpol yang memiliki suara terendah pada Pemilu 2019.