Jika Koalisi PPP dan Golkar Berlanjut di Kabgor, Siapakah Figur Idealnya?

TATIYE.ID (GORONTALO) – Pilkada Kabupaten Gorontalo tahun 2024, tampaknya bakal menjadi pertarungan politik paling seru di Provinsi Gorontalo. Pasalnya, hampir semua partai politik di Kabupaten Gorontalo tampaknya memiliki stok figur yang layak dimajukan di pentas Pilkada Kabupaten terbesar di Provinsi Gorontalo ini.

Sebut saja, Adnan Entengo (PKS), Arifin Djakani (Demokrat), Fadli Hasan (PAN) dan Roman Nasaru (NasDem).

Dari semua partai, partai petahana, yakni PPP dan Golkar, tampaknya menjadi partai yang paling banyak figur yang layak diajukan sebagai kandidat.

Di partai pemilik kursi terbanyak di parlemen Kabgor, yakni PPP, terdapat beberapa figur yang bisa diajukan sebagai kandidat, mereka adalah Haji Usman Tahir Rajak, Syam T. Ase, Awaludin Pauweni hingga Fory Naway.

Akan tetapi, Fory Naway saat ini tengah dipersiapkan PPP untuk menuju Senayan di Pileg nanti. Sementara, Awaludin Pauweni nampaknya akan fokus mengikuti Pileg DPRD Kabgor dari Dapil Batuda’a Cs. Dengan otomatis, Usman Tahir Rajak dan Syam T. Ase lah menjadi kandidat Cabup dari PPP.

Sementara di Partai Golkar, selain Ketua DPD Partai Golkar Kabgor, Hendra Hemeto, terdapat dua nama yang sering disebut layak maju sebagai kandidat yakni Wakil Ketua DPRD Kabgor, Irwan Dai dan Aleg Deprov, Warsito Sumawiyono.

Nah yang menarik untuk dianalisa adalah, jika PPP dan Golkar kembali bersepakat untuk melanjutkan kerjasama yang ada saat ini, maka pertanyaannya adalah siapa figur paling pantas mewakili kedua partai untuk disandingkan sebagai pasangan calon?

Informasi yang diperoleh awak tatiye.id, tampaknya PPP berambisi untuk tetap mempertahankan posisi papan satu atau bupati. Alasannya, tentu karena PPP adalah pemilik kursi terbanyak di parlemen Kabgor, serta merupakan pemilik kursi bupati petahana.

Sementara untuk posisi calon bupati dari PPP, tampaknya nama Haji Usman Tahir Rajak mulai dielus jadi jagoan partai berlambang Ka’bah ini. Sepekan terakhir, Bupati Nelson Pomalingo tampaknya mulai memberi kisi-kisi bahwa UTR (Usman Tahir Rajak) bakal jadi Cabup dari PPP.

Nah, jika UTR yang digadang PPP sebagai Cabup, maka siapakah figur dari Golkar yang bisa jadi pasangan bagi UTR? Tentu jawabannya tinggal dua nama yakni Hendra Hemeto dan Irwan Dai. Nama Warsito Sumawiyono tampaknya bakal sulit jadi kandidat Cawabup karena basis elektoralnya sama dengan UTR yakni wilayah Boliyohuto.

Pilihan pasangan UTR – Hendra Hemeto atau UTR – Irwan Dai, bisa jadi pilihan paling ideal untuk melanjutkan kepemimpinan koalisi PPP dan Golkar di Kabgor. Hal ini karena koalisi petahana ini akan sulit dicarikan lawan sepadan di Pilkada Kabgor 2024 mendatang.

Hanya saja, skenario ini tidak mudah untuk direalisasikan. Pasalnya, Golkar tampaknya bakal memilih untuk pisah dengan PPP di Pilkada Kabgor nanti. Hal ini tak lain karena posisi Hendra Hemeto yang tinggal selangkah lagi jadi orang nomor satu di Kabupaten Gorontalo.

Skenario koalisi PPP dan Golkar tetap bisa terwujud, jika Golkar mengajukan nama selain Hendra. Dan nama yang tersisa tinggal Irwan Dai. Artinya, koalisi PPP dan Golkar akan tetap terwujud, jika pasangan yang diajukan adalah pasangan UTR – Irwan Dai.

Disisi lain, nama Syam T. Ase yang digadang gadang menjadi Calon Bupati sesuai dengan hasil rekomendasi Musyawarah Cabang (Muscab) bisa menjadi opsi tersendiri.

Jika PPP nantinya bakal memilih Ketua DPRD Kabgor itu sebagai Cabup, maka pastinya akan sulit berpasangan dengan Irwan Dai sebagai Cawabup. Mengingat keduanya juga berasal dari dapil yang sama.

Mungkin saja, Syam T. Ase akan memilih Warsito Sumawiyono sebagai wakilnya. terlebih Warsito merupakan politisi yang memiliki basis pemilih di Boliyohuto Cs.

Namun, banyak faktor yang bakal menjadi pertimbangan penentuan pasangan calon. Koalisi partai hanyalah salah satu faktornya.

Dan di Pilkada Kabgor, kemungkinan pisah atau tidaknya PPP dan Golkar, semuanya akan tergantung pada komunikasi politik yang harmonis antara kedua partai.

“Tampaknya untuk menyatukan kembali PPP dan Golkar, butuh proses yang panjang. Tidak mudah menyatukan dua kekuatan besar, karena masing-masing punya tendensi dan kepentingan politik yang beda,” ujar jurnalis senior Gorontalo, Try Antu.

Kita tunggu saja proses politik kedua partai.
(***)

Exit mobile version