Jelang Kongres, Ternyata PSSI Masih Hutang Rp 200 juta ke Persidago

TATIYE.ID (GORONTALO) – TANGGAL 2 September 2019 rencananya PSSI akan menggelar Kongres untuk memilih ketua dan kepengurusan yang baru. Namun ternyata di akhir masa kepengurusan induk organisasi sepak bola tanah air tersebut masih terbelit hutang pada salah satu klub Liga 3 asal Gorontalo, Persidago.

Asisten manajer Persidago Helmin P Hippy mengaku sampai saat ini PSSI masih berhutang Rp 200juta atas match fee yang tidak kunjung diberikan PSSI sesuai janji penyelenggara turnamen tersebut.

“Match fee babak 32 besar dan 16 besar itu sampai sekarang masih sebatas janji PSSI saja, realisasinya sampai hari ini nol,” ketus Helmin P Hippy saat dikonfirmasi tatiye.id.

Pria yang juga ketua KONI Kabupaten Gorontalo tersebut menambahkan, pihak manajemen sudah melakukan beberapa langkah persuasif dengan menyurati PSSI, bahkan meminta solusi salah seorang anggota EXCO PSSI berdarah Gorontalo, Yunus Nusi. Hanya saja sampai saat ini belum ada titik cerah solusinya.

“Surat ke PSSI untuk mempertanyakan soal match fee ini sudah kami layangkan beberapa kali. Bahkan Yunus Nusi anggota EXCO PSSI juga sudah coba dihibungi untuk diminta membantu selesaikan persoalan ini, tapi alasannya masih akan dirapatkan lagi,” ungkap Helmin.

Lebih lanjut Helmin menjelaskan jika Pemerintah Kabupaten Gorontalo tidak peka dan peduli akan kelangsungan pembinaan prestasi sepak bola di daerah, mungkin terbengkalai sudah pembinaan sepakbola ini.

“Kadang saya berfikir dan merasa karena Persidago hanya sebagai klub Liga 3 sehingga mudah untuk didiskriminasi oleh PSSI terkait match fee. Namun karena semangat juang pemerintah daerah terlebih Bupati, seolah semuanya dipatahkan karena pemerinta daerah melalui KONI dan Askab PSSI Kabupaten Gorontalo masih punya komitmen terhadap pembinaan sepakbola kedepan,” jelasnya. (*)

Exit mobile version