TATIYE.ID (GORONTALO) – Dalam beberapa hari terakhir harga minyak goreng di sejumlah daerah mengalami kenaikan, tak terkecuali Gorontalo. Kenaikan harga dipicu oleh naiknya harga CPO (Crude Palm Oil) atau minyak kelapa sawit mentah sebagai bahan baku minyak goreng. Bahkan harga CPO menyentuh level tertinggi yang ketujuh kalinya pada tahun 2021.
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumperindag) Provinsi Gorontalo, langsung menyikapi kabar kenaikan harga minyak goreng dengan melakukan inspeksi kesejumlah distributor, retail modern dan super market. Hasilnya memang terjadi kenaikan harga, namun masih dalam batas wajar.
“Kami sudah cek langsung,beberapa distributor alasan kenaikanya memang lebih didasarkan karena dari pabrik. Tapi harganya masih wajar, jadi masyarakat tidak perlu panik,”ujar Kadis Kumperindag Provinsi Gorontalo, Risjon Sunge, usai melakukan sidak kesejumlah toko dan gudang distributor, Rabu (27/10/2021).
Risjon menyebutkan kemasan minyak goreng per liter naik tergantung jenis dan merek minyak goreng. Menurutnya, yang terjadi kenaikan harga tinggi justru di pasaran, ada toko yang harganya meningkat tajam.
“Kita sudah ingatkan, harga memang naik, tapi jangan seperti itu. Di toko-toko lain kami cek, semuanya normal saja. Perliter bahkan ada yang Rp 17.000-Rp18.000an,”ujar Risjon.
Ia mengingatkan para pengusaha agar tidak mengambil kesempatan menaikan harga yang tidak wajar, sebab ternyata harga ditingkat distributor tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
Dari pengakuan distributor minyak goreng, PT. Cipta Langgeng Mitra Sukses, mengatakan kenaikan harga terjadi lantaran harga pabrik juga naik. “Kita ngikutin juga (harga pabrik). Kalau pabrik naikan harga, kita pasti sesuaikan,”ujar Candra, pimpinan PT Cipta Langgeng.
Ia menambahkan harga minyak goreng tingkat distributor seperti merek sovia, tetap pada harga Rp 16.700 per liter. Distributor pada PT Synsana Sejahtera, juga demikian, mereka memastikan kenaikan harga tidak ada yang menyentuh hingga Rp 18 ribu per liter.
“Rata-rata ada yang naik Rp300. Sekarang ini ada yang sudah Rp 17 ribuan per liter (tergantung merek), belum sampai Rp 18 ribu,” ujar pimpinan di PT Synsana Sejahtera.
Tak jauh beda dengan distributor PT Manggala Utama, minyak goreng merek bimoli juga mengalami kenaikan. kendati begitu tidak mempengaruhi pasokan. Kenaikan harga terjadi ditingkat pabrik, sehingga distributor ikut menyesuaikan.
Selain itu, pengusaha supermarket, Zainal Mappe juga menyebutkan kenaikan harga minyak goreng dipasaran karena memang terjadi kenaikan harga dari tingkat distributor.
“Tidak mungkin distrubutor naikan harga sendiri, pasti juga dari pabrik. Pabrik kenapa naikan harga, itu kami kurang tahu,” urai Zainal.
Kendati begitu, Risjon menambahkan kenaikan harga saat ini tidak berpengaruh pada ketersedian stok minyak goreng di Gorontalo. pasokan tetap lancar bahkan hingga tiga bulan kedepan. Data Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo menyebutkan, stok minyak goreng saat ini mencapai 1.328 ton, jumlah itu surplus dari kebutuhan minyak goreng masyarakat Gorontalo yang hanya 1.260 ton per bulan.
“Pemprov sendiri akan melakukan pengawasan dan pemantauan untuk mencegah kemungkinan adanya penimbunan terhadap minyak goreng,” tambah Risjon.
Selain itu, pemprov juga akan melakukan operasi pasar melalui kegiatan pasar murah bersubsidi, agar masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari dengan harga yang terjangkau.
Pemprov Gorontalo juga mewajibkan distributor agar menyampaikan laporan ketersediaan stok secara berkala kepada pemerintah, termasuk membatasi pembelian dalam jumlah besar dengan indikasi yang tidak wajar bagi setiap agen/pengecer. (Adv)