Ini Alasan Bupati Pohuwato Tidak Temui Massa Unjuk Rasa pada 5 September 2022

TATIYE.ID – Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga mengklarifikasi perihal dirinya yang tidak dapat menerima unjuk rasa (Unras) pada Senin, 5 September kemarin. Hal itu bukan karena disengaja, melainkan bertepatan ada kegiatan di Provinsi Gorontalo.

Alhasil, usai melantik 62 kepala desa (Kades) di gedung panua kantor bupati, orang nomor satu di Pohuwato itu langsung menuju pusat ibu kota Provinsi Gorontalo untuk mengikuti dan menghadiri beberapa agenda.

Sehingga untuk menjawab apa yang menjadi tuntutan massa aksi seperti masalah di Desa Buntulia Barat Kecamatan Duhiadaa, masalah alsintan di dinas pertanian, masalah HGU PT. Lebuni di Kecamatan Popayato serta masalah kapal ikan di Kecamatan Paguat, maka Bupati Saipul Mbuinga mengundang langsung koordinator lapangan (Korlap) di kantor bupati.

Pertemuan yang berlangsung di meeting room kantor bupati dihadiri langsung Bupati Saipul Mbuinga didampingi Sekda Pohuwato, Iskandar Datau, Kadis Pertanian, Kamri Alwi, unsur dinas perikanan, serta dari korlap masing-masing Soni Samoe, Yanto Samarang dan Samsudin Yusuf, Selasa, (06/09/2022).

Dihadapan korlap, bupati menjelaskan bahwa ketidakhadiran menerima massa aksi bukan disengaja, melainkan pada saat itu juga ada kegiatan di provinsi gorontalo. “Karena ada dua agenda di provinsi, maka usai melantik 62 kades saya langsung menuju kota gorontalo. Setelah kegiatan selesai, malam itu juga (Senin kemarin) langsung balik ke ibu kota kabupaten pohuwato atau ke marisa karena bermaksud melakukan pertemuan dengan perwakilan massa aksi,” terang bupati.

Menurut Bupati Saipul, semua persoalan yang dihadapi oleh masyarakat itu menjadi perhatian dan akan diseriusi.

“Jadi, pertemuan saat ini untuk membahas berbagai persoalan, hanya saja karena kesibukan sehingga belum berkesempatan menerima langsung massa aksi tersebut,” jelas dia.

Kedepan pihaknya akan menerima langsung aspirasi dan selalu berusaha untuk membuka ruang diskusi terkait berbagai permasalahan yang muncul di masyarakat untuk mencari solusi bersama-sama.

“Kami butuh masukkan dari korlap, karena kalian (korlap) sebagai kawan-kawan yang memiliki atau menyampaikan berbagai aspirasi atau tokoh-tokoh yang ada di masyarakat yang bisa memberikan masukkan-masukkan terhadap permasalahan-permasalahan yang perlu diselesaikan di daerah,” tandasnya.

Exit mobile version