TATIYE.ID (SPORT) – Nasib memilukan dialami klub Sekolah Sepak Bola (SSB) Gorontalo United, meski menjadi salah satu dari dua SSB di Provinsi Gorontalo yang akan berlaga di Garuda Anak Nusantara (GAN) tahun 2023, namun hal itu belum bisa menjamin SSB yang ditukangi Safrin Doe tersebut dapat bertolak ke Jakarta.
Ya, informasi yang diperoleh awak media ini, persoalan anggaran menjadi kendala utama. Pasalnya, meski akan membawa nama harum nama daerah tercinta, tapi sampai saat ini perhatian pemerintah baik Kota maupun Provinsi tidak kunjung ada.
“Alhamdulillah untuk sementara persiapan terus dilaksanakan,dan mereka latihan di lapangan kompi, Liluwo.Untuk persiapan pemberangkatan itu masih terkendala dengan uang tiket. Karena jujur, semua biaya masih tetap sama dengan kemarin-kemarin. Semuanya masih dibebankan ke masing-masing daerah atau kembali kepada orang tua masing-masing pemain,” beber Safrin Doe.
Mantan winger kiri Persidago tersebut mengatakan, Event Garuda Anak Bangsa ini akan dilaksanakan di GOR Soemantri Brojonegoro Jakarta Selatan 25 hingga 26 Februari tahun 2023 ini. Namun jika pihaknya tidak kunjung mendapatkan anggaran yang menjadi kendala, maka impian tampil di event nasional serta peluang masuk timnas juga akan terkubur dalam.
“Usaha untuk bermohon bantuan ke pemerintah baik Kota maupun Provinsi sudah pernah, tapi hasilnya nihil. Makanya untuk kali ini ana tetap berusaha kerja sama dengan para orang tua bagaimana ini anak-anak tetap bisa berangkat untuk mencapai dorang pe mimpi. Dalam hal ini ana sarankan untuk orang tua, silahkan untuk minta bantuan ke siapa saja dalam hal ini pendekatan secara pribadi,” kata sosok yang akrab disapa Coach Orin itu.
Terakhir kepada awak media ini Orin berharap, dengan estimasi anggaran Rp 6-7 juta/anak atau pemain kiranya dapat diperhatikan pemerintah. Sebab nanti keikutsertaan mereka bukan membawa nama baik pribadi tapi nama baik daerah.
“Harapannya kalau bisa pemerintah jangan cuma tutup telinga dengan mata, karena pada intinya anak-anak berangkat bukan membawa nama pribadi tetapi membawa nama Gorontalo,” pungkasnya.(*)