TATIYE.ID – Rasa-rasanya perolehan suara 242.732 milik Fadel Muhammad tidak berharga jika tak berperan dalam pilkada 2024, khususnya di Provinsi Gorontalo.
Fadel Muhammad memang fenomenal, itu dulu saat politik lokal Gorontalo baru saja bergairah pasca dimekarkan, apalagi Fadel mengendarai Partai Golkar.
Bahkan ‘Sihir’ Fadel tak mampu memenangkan Anies-Muhaimin di Gorontalo, itu fakta, meski setia mendampingi kegiatan Anies saat berkampanye di Gorontalo.
Sekarang, Fadel justru terlihat bak pencari bakat, sibuk melakukan simulasi pribadi untuk calon gubernur dan wakil gubernur pilihannya.
Nomaden.
Bisa diprediksi Pemilihan Gubernur (Pilgub) nanti tanpa keikutsertaan calon independent. Otomatis, partai politik memegang kendali penuh dalam pencalonan.
Dimana posisi Fadel ? Sulit dijelaskan. Pergi ke Golkar, ada maestro politik bernama Rusli Habibie. Berjalan ke Nasdem, ada nama besar Rahmat Gobel. Berlari ke Gerindra pun ada Elnino.
Fadel mungkin bisa mengutak-atik partai semisal PPP, PDIP, Demokrat, PKS, PAN, itu pun dengan catatan, kelima partai tersebut mau ‘ditarik’ telinganya oleh Fadel Muhammad untuk ikut mainannya.
Lantas bagaimana nasib Marten Taha dan Nelson Pomalingo ? Jawabannya singkat, menunggu keduanya sadar bahwa Fadel Muhammad tidak memiliki kendaraan politik untuk mengusung mereka.
Klub Sepakbola Monza.
Klub Monza adalah klub sepakbola yang naik promosi ke Serie A atau kompetisi teratas di Italia. Monza diawal kompetisi cukup mengejutkan banyak orang, berhasil mengalahkan tim Serie A, kemudian memasuki setengah musim kompetisi mulai kendor dan berada di papan tengah liga Serie A.
Monza diakuisisi oleh salah satu mantan direktur Ac Milan, Adriano Galliani. Kehadirannya diharapkan mampu menumbangkan raksasa sepakbola Italia seperti Juventus, AC Milan dan Inter milan.
Para fans lupa bahwa Monza adalah pendatang baru di Serie A. Ada klub besar yang diarsiteki para pemegang saham dan pemain ternama menaungi tim sekaliber Juventus, Milan dan Inter.
Apa hubungannya dengan Fadel Muhammad ? Fadel memang politisi senior, tapi untuk mengarsiteki kandidat pada Pilgub nanti ada prasyarat utama, yakni partai politik.
Sementara partai politik di Gorontalo masing-masing sudah punya arsiteknya. Pasangan Marten-Nelson yang diarsiteki Fadel bisa saja mengejutkan diawal, tapi apa gunanya kejutan diawal namun tak jadi berpasangan.
Mimpi Monza untuk menumbangkan Juventus, Milan dan Inter tidak mudah diadopsi kedalam diri Marten-Nelson untuk melawan Partai Golkar, Nasdem, PDIP, PPP, Demokrat, PKS, PAN.
Fadel dan Monza punya kemiripan dalam hal ambisi, namun kenyataan di lapangan membuktikan bahwa ambisi tidak bisa hanya sekedar kata-kata.
Penulis: Gean RR. Bagit.